Pendekatan irfani berhubungan dengan aspek spiritual dan kesadaran moral. Dalam meteorologi, pendekatan ini mengundang masyarakat untuk merefleksikan hubungan mereka dengan lingkungan. Kesadaran akan dampak perubahan iklim dapat mendorong perilaku proaktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Pendekatan ini juga menekankan pentingnya nilai-nilai kolektif dan tanggung jawab moral dalam menghadapi tantangan iklim. Dijelaskan dalam surah :
QS. Al-Anfal: 24 "Wahai orang-orang yang beriman, jawablah seruan Allah dan Rasul-Nya apabila ia menyeru kalian kepada apa yang menghidupkan kalian."
Ini bisa diinterpretasikan bahwa menyadari kekuasaan Allah dalam mengatur cuaca dan alam adalah bagian dari iman, mendorong kita untuk lebih bersyukur.
Aplikasi Integrasi dalam Kehidupan
1. Pengelolaan Bencana Alam
 Dengan memahami dampak sosial dari fenomena cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan, pendekatan integratif ini dapat membantu merancang strategi mitigasi yang lebih inklusif dan berbasis komunitas. Nilai-nilai lokal dan budaya masyarakat menjadi landasan dalam respons terhadap bencana. Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan manusia untuk memahami tanda-tanda alam sebagai bentuk peringatan:
"Dan Dialah yang mengirimkan angin sebagai pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran." (QS. Al-A'raf: 57).
2. Pendidikan Cuaca dan Budaya: Integrasi humaniora dalam meteorologi memungkinkan pendidikan cuaca yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, mengenalkan pola cuaca lokal kepada petani untuk mendukung pengelolaan musim tanam. Selain itu, nilai-nilai agama dapat digunakan untuk mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari amanah manusia. "Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-bijian yang dapat dipanen." (QS. Qaf: 9).
Dengan integrasi tersebut, ketiga pendekatan epistemologi membuat meteorologi tidak hanya memiliki relevansi dalam bidang ilmiah, tetapi juga memberikan manfaat dalam aspek sosial dan spiritual. Penerapannya meliputi pengelolaan bencana alam yang melibatkan komunitas, pendidikan cuaca yang disesuaikan dengan konteks lokal, serta penguatan nilai budaya dan agama untuk mendorong perilaku yang lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan pendekatan ini, manusia diajak untuk melihat fenomena alam sebagai bukti kebesaran Allah dan mengambil hikmah darinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H