Mohon tunggu...
amelia zahra
amelia zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya Amelia Zahra Marthanindya, mahasiswa baru S1 Akuntansi, Program International Undergraduate Programme (IUP), Fakultas Ekonomi Dan Bisnis di Universitas Airlangga. Saya memiliki ketrampilan komunikasi yang cukup baik, berjiwa kepemimpinan dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Generasi Muda dalam Menghadapi Era Globalisasi

19 Juni 2022   17:15 Diperbarui: 19 Juni 2022   17:16 9180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Globalisasi yang dirasakan sejak abad ke-20 telah membuat masyarakat terhadap dampak pengaruh eksternal terhadap segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Kita perlu menyadari bahwa ancaman globalisasi yang kita hadapi tidak dapat dihindari. Perkembangan zaman pada saat itu membawa perubahan nilai-nilai budaya Indonesia dan digantikan oleh budaya modern yang tidak mencerminkan jati diri bangsa Indonesia. Salah satu masalah utama yang dihadapi negara di era globalisasi ini adalah semakin lunturnya semangat nasionalisme dan patriotisme pada generasi muda.

Belakangan ini muncul berbagai persoalan akibat merosotnya rasa nasionalisme dan patriotisme, banyak anak muda yang bingung dan hanya mementingkan diri sendiri dan terkadang acuh tak acuh yang tidak mau tahu bagaimana perjuangan para pejuang kemerdekaan kita. Era yang dimulai pada awal 1980-an telah mengubah banyak bidang dan aspek kehidupan manusia, termasuk politik, sosial, ekonomi, agama, dan teknis. Salah satu aspek yang berubah dengan datangnya era globalisasi adalah aspek kehidupan bernegara. Dampak globalisasi terhadap pemikiran ulang generasi muda begitu besar sehingga menciptakan generasi yang acuh tak acuh atau tidak peduli dengan nilai nasionalisme.

Pemuda terlihat bertindak sesuka mereka, tidak peduli kejadian apa yang sedang terjadi dan tidak banyak mendengar apa kata orang asalkan menurutnya baik terus dilakukannya. Manusia adalah makhluk yang secara bijak dapat dianggap sebagai makhluk sosial atau bermasyarakat. Kejadian yang disebut krisis budaya pada masa ini disebabkan oleh kemajuan zaman yang begitu pesat, pengaruh kemajuan di bidang teknologi informasi yang membuat informasi mudah diakses oleh semua orang, namun begitu tersedia, mereka dalam hal ini cara mereka cenderung lupa dan menyendiri, karena mereka terobsesi dengan semua informasi yang tersedia.

Peran  generasi muda di era globalisasi sangat dibutuhkan. Dengan berkembangnya zaman ini, peralihan dari satu pemuda ke pemuda lainnya terus mengalami kemajuan. Oleh karena itu, diperlukan kasih sayang agar generasi muda tidak menjadi acuh terhadap budaya gotong royong. Kemajuan anak muda dalam pembangunan negeri ini sangat dinantikan. Dalam memperkuat dan memantapkan perkembangan era globalisasi ini, generasi muda juga harus mengembangkan jiwa kepemimpinan agar tidak  tergoyahkan. Menurut Wahjosumidjo (1987:11), "Kepemimpinan yang berupa ciri-ciri tertentu seperti kepribadian, keterampilan, dan kemampuan tidak diragukan lagi unik bagi para pemimpin."

Dalam masyarakat yang dinamis dan berkembang saat ini, peran generasi muda sangatlah penting. Terobosan dalam mewujudkan kehendak bersama rakyat, kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia  dan  kehidupan kerohanian rakyat, serta terwujudnya cita-cita perjuangan keadilan nasional dan sosial. Tidak hanya mencakup kepentingan lain, tetapi juga berfungsi sebagai wadah pelaksanaan kegiatan pembangunan ekonomi, sosial, politik dan budaya yang bertujuan untuk pelestarian ekosistem kita. Tentunya hal ini dimaksudkan untuk memanfaatkan potensi pembangunan daerah ke depan.

Generasi muda adalah penentu perjalanan negara ke masa depan, generasi muda adalah  penggerak negara, generasi muda adalah inspirasi, pemandu ide, kepribadian berani, perubahan, agen perubahan atau agent of change nasional. Di tangan generasi muda perubahan ini tampaknya membuat negara maju, dan mungkin di tangan generasi muda itu merusak negara. Di era globalisasi, generasi muda sangat dibutuhkan untuk pembangunan nasional dan keberlanjutan budaya.

Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa Indonesia di masa depan, kita harus mampu mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa dengan memiliki tiga aset dasar yang dapat disebut sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawasan sosial), yaitu moralitas kekuasaan dalam perjuangan. Apa yang dilakukan pada hakekatnya semata-mata didasarkan pada gerakan moral idealisnya dalam perjuangan.

Untuk memantapkan dan memantapkan perkembangan zaman ini, generasi muda harus dibina agar jiwa kepemimpinan  tidak tergoyahkan. Selain  jiwa kepemimpinan, peran pemuda harus cerdas agar semangat, keterampilan, atau kemampuan  dapat dijalankan dengan baik dan antusias. Oleh karena itu, peran pemuda adalah menguatkan semangat gotong royong sehingga ketika semua pemuda memiliki jiwa kepemimpinan, cita-cita negara ini dapat teratasi dan pemuda dapat memiliki gagasan yang kuat untuk melindungi negara ini  dan dapat mengandalkan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun