Mohon tunggu...
Amelia Yulita Indriyani
Amelia Yulita Indriyani Mohon Tunggu... Lainnya - Communication Enthusiast

"No one is perfect thats the reason why pencils have erasers"-ainesh suthar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Perilaku orang tua dalam mempengaruhi Mental Health pada tumbuh kembang anak"

25 Januari 2021   13:50 Diperbarui: 26 Januari 2021   13:40 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Halo readers! semoga tulisan ini dapat bermanfaat ya :D

Perilaku seseorang dapat mempengaruhi orang lain, Dalam ilmu psikologi terdapat beberapa aliran, diantaranya adalah aliran psikologi behavioristic. Behaviorisme adalah sebuah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku aliran ini sering dikaitkan sebagai aliran ilmu jiwa namun tidak peduli pada jiwa. Psikologi Behaviourisme menganggap psikolologi bagian dari sains (ilmu pasti).

Diasumsikan bahwa pengalaman adalah yang paling berpengaruh dalam membentuk perilaku , menyiratkan betapa plastisnya manusia.

Behaviorism memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang baik akan berdampak baik pada manusia, begitu juga sebaliknya.  Aliran Psikologi behavirisme adalah suatu aliran yang mengemukakan sebuah penelitian yang menitikberatkan pada stimulus dan respons serta hal yang diteliti juga harus bisa di observasi.

Dalam ilmu psikologi terdapat beberapa aliran, diantaranya adalah aliran psikologi behavioristic. Behaviorisme adalah sebuah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang diamati, bukan dengan proses mental. Artinya, menurut aliran ini perilaku aadalah segala sesuatu yang kita lakukan dan bisa dilihat secara langsung.

Menurut William james salah satu tokoh aliran psikologi behavioristic berpendapat bahwa manusia adalah makhluk reaksi. Semua rangsangan dari luar akan menghasilkan reaksi. Pandangan aliran psikologi behavioristic terhadap manusia, aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya melainkan hanya mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. Para ahli psikologi behavioristic memandang manusia tidak pada dasarnya baik atau jahat, para ahli yang melakukan pendekatan behavioristic, memandang manusia sebagai pemberi respons, sebagai hasil dari kondisioning yang telah terjadi.

Faktor-faktor lingkungan adalah faktor utama yang bekerja untuk membentuk kepribadian seseorang, dalam kehidupan anak, pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan anak,

Berikut adalah 7 Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi kesehatan mental anak :

Setiap orang tua tentu mempunyai caranya sendiri untuk menunjukan kasih sayang terhadap anaknya, namun terkadang tanpa disadari terdapat hal yang menyakitkan bagi sang anak, seperti perkataan kasar yang secara sengaja ataupun tiidak sengaja yang dapat melukai perasaan mereka, lalu mempengaruhi terhadap proses kesehatan mereka. Sebagai orang tua, penting bagi mereka untuk mengenali perilaku karakter anak nya, seperti mengenali sifat dan karakter ketika sang anak menangis, marah, dan sedih. Karena dapat mempengaruhi pembentukan karakter terhadap sang anak.

1. Membanding-bandingkan anak dengan yang lain

Dengan membandingkan anak dengan saudara,sepupu,tetangga, atau anak lainnya akan membuat anak merasa tidak percaya diri dan merasa selalu kurang akan usaha dan proses dalam dirinya, akan membuat sang anak menimbulkan dengki dan rasa iri karena perlakuan membanding-bandingkan, padahal orang tua harus mengapresiasi setiap proses yang sedang dibentuk dalam diri anak.

2. Ingkar Janji

Biasanya anak akan dijanjikan sesuatu yang manis agar menuruti perintah orang tua, seperti diperbolehkan makan ice cream setelah tidur siang, menonton setelah menghabiskan makanan, namun ada beberapa orang tua yang tidak konsisten dan melanggar janji mereka, pebuatan yang mungkin dianggap hal kecil bagi orang tua namun dapat mengurangi rasa percaya anak terhadap orang tua, dan dampak negative lainnya anak kemungkinan besar akan meniru pelaku ini juga.

3. Bertanya dengan provokatif

Merangsang untuk bertindak dan mengajukan pertanyaan yang bersifat memrpovokasi merupakan perilaku toxic, dengan menuduh, atau menyindir sang anak akan membuat anak menyalahkan dirinya sendiri, seperti menanyakan “Mengapa barang ini jatuh?” “apa yang kamu lakukan dengan barang ini?” padahal belum tentu sang anak yang membuatnya jatuh. Hal ini akan menyulitkan mereka menjadi diri sendiri saat berada di tengah orang lain. Bahkan saat beranjak dewasa anak mungkin akan merasa terjebak dan cemas akan cemooh orang lain.

4. Mengancam anak 

Saat sedang marah biasanya, manusia bisa saja lepas kendali dan mengeluarkan ucapan yang tak pantas, begitu juga dengan orangtua. Mengancam seperti memotong uang jajan, tidak diperbolehkan keluar rumah, menyita barang seperti HP. Anak akan merasa bahwa orang tua mereka tidak menyayangi mereka dan akan merasa tertekan baik perasaan dan diri mereka sendiri, sehingga sulit untuk memiliki hubungan yang stabil dan bahagia.

5. Ucapan yang menyakitkan

Dalam kondisi marah sekalipun tidak sepantasnya orang tua melontarkan kalimat kasar yang dapat menyakiti hati anak, bahkan ketika mereka melakukan kesalahan sekalipun. Hal itu akan membuat anak merasa bahwa mereka adalah anak yang dibenci oleh orang tua dan merasa tidak pantas untuk hidup.

6. Selalu memaksa anak

Orang tua pastinya ingin yang terbaik untuk anaknya, namun terkadang orang tua lupa bahwa anak mempunyai keinginannya sendiri, bukan berati anak tidak percaya dengan apa yang di sarankan oleh orang tua itu tidak di dengar oleh anak, sebagai orang tua harus mengerti dan memahami apa yang diinginkan anak.

7. Memukul anak atau bermain fisik

Orang tua terkadang lupa mengendalikan emosinya, seperti mencubit dan memukul anak. Cara ini mengajarkan anak untuk mengajarkan bahwa ketika salah, yang melakukan kesalahan haruslah di pukul dan dicubit seperti apa yang mereka dapatkan kepada orang tua. Orang tua mungkin mengira hal itu efektif dan ampuh agar anak jerah dan tidak mengulangi kesalahannya lagi, namun tanpa disadari anak yang menerima pukulan tersebut akan terganggu pada mentalnya dan menjadi pendendam, sehingga dapat mencontohkan terhadap teman sebaya mereka.

Sumber : https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4365492/8-perilaku-toxic-orangtua-yang-pengaruhi-kesehatan-mental-anak , https://www.slideshare.net/zayilman/aliran-psikologi-behavioristik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun