Jemari pekat menyentuh luruh hati
Tak membiaskan sinar disetiap kisi
Ingin ku sentuh jemarimu
Tapi lapisan tipis beku menyekatnyaÂ
Rinduku lebih dari membuncahÂ
Lebih menguak seperti tak biasanya
Hanya karena kau adalah puisiÂ
Kau pun warna dalam darahku
Batinku terasa bersatu dengan batinmuÂ
Andai ada yang lebih hebat cara melupakanÂ
Pasti kucoba, semilir angin dingin menusuk raga
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!