Mohon tunggu...
Amelia Soraya
Amelia Soraya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

penulis

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Lembaga Pembiayaan Sebagai Pilar Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

29 November 2024   23:50 Diperbarui: 29 November 2024   23:55 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : https://image.cnbcfm.com/api/v1/image/105734279-1549988182058gettyimages-1093540812.jpeg?v=1549988196

Amelia Soraya Tadjoedin
Mahasiswa/i Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

Lembaga pembiayaan merupakan salah satu elemen penting dalam ekosistem perekonomian suatu negara, termasuk di Indonesia. Dengan menyediakan akses keuangan bagi masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah, lembaga pembiayaan menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, lembaga pembiayaan beragam bentuknya, mulai dari bank umum, bank perkreditan rakyat (BPR), hingga perusahaan pembiayaan seperti leasing dan fintech lending.

Namun, peran ini tidak terlepas dari sejumlah tantangan yang mengiringi. Mulai dari dinamika ekonomi global, keterbatasan akses pembiayaan untuk sektor mikro, hingga tantangan regulasi dan teknologi, semuanya menjadi faktor yang menentukan efektivitas lembaga pembiayaan dalam menjalankan perannya. Artikel ini akan membahas peran strategis lembaga pembiayaan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia serta tantangan yang mereka hadapi dalam upaya tersebut.

Peran Lembaga Pembiayaan dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

1. Menyediakan Modal bagi Sektor Produktif            

Lembaga pembiayaan menjadi penghubung antara surplus unit (individu atau institusi yang memiliki kelebihan dana) dan deficit unit (individu atau institusi yang membutuhkan dana). Melalui pembiayaan kredit, mereka mendukung pertumbuhan sektor produktif seperti pertanian, manufaktur, perdagangan, dan teknologi. Bank Indonesia mencatat bahwa pertumbuhan kredit perbankan Indonesia mencapai sekitar 9% pada tahun 2023, menunjukkan komitmen lembaga keuangan dalam mendukung ekonomi nasional.

2. Mendorong Inklusi Keuangan          

Lembaga pembiayaan, terutama yang berbasis digital seperti fintech, memainkan peran penting dalam memperluas inklusi keuangan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa pada tahun 2022, sekitar 74% populasi dewasa Indonesia telah memiliki akses ke layanan keuangan formal, meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Kehadiran fintech lending dan aplikasi digital lainnya memungkinkan masyarakat di daerah terpencil mendapatkan akses pembiayaan yang sebelumnya sulit dijangkau.

3. Mendukung UMKM sebagai Tulang Punggung Ekonomi  

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyumbang sekitar 60% dari PDB Indonesia dan menyerap lebih dari 90% tenaga kerja. Lembaga pembiayaan memberikan kredit kepada UMKM untuk mendukung operasional dan pengembangan usaha mereka. Skema seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disubsidi pemerintah menjadi contoh konkret bagaimana lembaga pembiayaan memainkan perannya.

4. Menyediakan Pembiayaan Infrastruktur    

Pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, dan jaringan listrik, memerlukan investasi besar yang sebagian besar disediakan oleh lembaga pembiayaan. Peran ini mendukung konektivitas nasional, meningkatkan produktivitas, dan mendorong daya saing ekonomi.

Tantangan yang Dihadapi Lembaga Pembiayaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun