Mohon tunggu...
amelia safitri
amelia safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sains Indonesia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hilangnya Semangat Belajar: Dampak Bullying pada Siswi Berprestasi

3 Januari 2025   09:20 Diperbarui: 3 Januari 2025   09:16 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korban memiliki hobi menggambar dalam memanfaatkan waktu luang ketika di rumah

Aksi perundungan terjadi di Sekolah Dasar, yang berada di kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi. Karena perundungan tersebut AS tidak mau sekolah selama beberapa hari, bahkan membatalkan lomba dalam mewakili sekolah. 

Terungkapnya kasus perundungan ini bermula dari korban berinisial AS tiba-tiba menangis histeris tidak mau berangkat ke sekolah, bahkan ibunya berkali-kali membujuk untuk bersekolah, namun korban selalu menolak. Pada saat itu Ibu korban mulai curiga terhadap perilaku anaknya yang berbeda dari hari biasanya. karena korban sebelumnya selalu bersemangat bahkan ketika sakit pun korban memaksakan diri untuk pergi ke sekolah. Keanehan dari perilaku anaknya itu ibu korban terus bertanya alasan tidak mau pergi ke sekolah. pada saat itu terungkap bahwa anak tersebut menjadi korban perundungan oleh teman dekatnya. 

Pelaku merupakan teman terdekat korban di sekolah, bahkan setiap hari mereka selalu menghabiskan waktu bersama, namun siapa sangka siswi kelas 4 ini memiliki perilaku yang buruk sampai mampu menyakiti serta merugikan orang lain, berawal dari pelaku yang meminta korban untuk menukar barang-barang korban seperti kaos kaki, kerudung, kacu pramuka, baju olahraga dan barang lainnya.

"Saya sampe bertanya sama anak dimana barang punya kamu kakak, yang ini bukan punya kamu, karena kan saya ibunya jadi tahu barang-barang anak saya, saya sudah kasih nama juga biar ga ketuker sama orang lain, lalu saya minta ke anak buat balikin barang-barang si N (pelaku), karena saya sudah jengkel, ada saja tiap hari barang yang di tukar di bawa pulang ke rumah" ucap Ibu korban, Rabu (1/1/2025) 

Tindakan pelaku semakin berani terhadap korban siswi berprestasi yang selalu mengikuti berbagai perlombaan dan juara kelas, pelaku tak segan untuk memukul, menampar, menjambak, mencubit jika korban tidak nurut dengan pelaku, apalagi korban sampai dilarang bermain dengan teman-teman yang lain. Pelaku juga berani memalak uang jajan korban, tidak hanya itu dia memaksa korban untuk memberikan jawaban yang salah ketika ulangan berlangsung, hal tersebut dilakukan agar pelaku mendapatkan nilai tinggi. 

"Dia mah jajan, kakak mah ngga, jadi kakak keliatannya lemes kan, karena ngga jajan di sekolah, terus kakak juga gak dibolehin main sama temen yang lain, jadi kakak mainnya sama dia aja. kejadiannya itu dari kakak kelas 3, kan kakak teh udah pusing ya lama-lama digituin terus, sakit hati ngga kuat, yaudah kakak bongkar semua" ucap Korban. 

Dampak dari perundungan tersebut korban mengalami trauma, hingga keaktifan di kelas menurun, tidak ada semangat untuk pergi sekolah, karena takut bertemu pelaku. Ungkapan ini di konfirmasi dari wali kelas bahwa korban lebih banyak diam serta tidak seaktif seperti sebelumnya, bahkan nilainya mulai menurun. Dari ungkapan wali kelas memperkuat terhadap adanya bullying tersebut. Serta konfirmasi dari ibu korban yang melihat anaknya selalu berbeda dan mudah menangis, ketika ditanya untuk menjawab jujur. 

Atas kejadian tersebut Orang tua korban meminta kebijakan kepada pihak sekolah untuk memindahkan korban ke kelas lain, untuk berjaga-jaga agar hal tersebut tidak terulang kembali. Karena korban sangat dirugikan atas berbagai tindakan dari pelaku. Pihak sekolah menyetujui permintaan tersebut dan memindahkan korban ke kelas lain. 

Dari kejadian di atas menjadi suatu yang penting untuk di perhatikan terutama di lingkungan sekolah. Guru memiliki peran penting dalam mendidik siswanya, serta memperhatikan perilaku siswa yang tidak wajar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun