Awalnya ku tak menyangka jatuh cinta pada sang dewa penuh kharisma.Mata teduhnya memancarkan sinar penuh kelembutan. Bibir indahnya mengukir senyum penuh pesona. Perangai lembutnya sungguh membuatku ingin menitip rasa. Tutur katanya membuatku mantap menaruh harap.Kini terjalin sudah kisah asmara ku dengannya. Kisah indah kami rajut bersama.
Namun, tak berselang lama keretakan mulai terasa. Bingkai indah dirinya kian memudar seiring berjalannya cinta. Tiada ku kira hal dunia membuatnya berbalik arah. Aku terluka bahkan merana. Tak terasa air bening mengalir perlahan mengiringi kepergiannya. Sosok yang kucinta memilih berlalu tanpa kata,meninggalkan seberkas kenangan yang tak terlupa dan menoreh kisah yang penuh makna. Walau hati begitu kecewa namun rasa masih terasa menggelora serta asa yang terasa kian mengangkasa. Tapi kini sang dewa jauh mengembara mencari cinta dilain dara. Meninggalkanku dengan luka yang menganga. Mencampakkanku kedalam lubang kekosongan yang menyesakkan dada, hingga membuatku terdampar di satu perasaan yang kusebut “KESEPIAN”....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H