Ini ceritaku saat duduk di bangku kursi SMA kelas XII kelas yang paling banyak dibicarakan oleh guru-guru, dilirik ade kelas, dan dibicarakan teman angkatan karena selalu punya gebrakan aneh. Kami belajar bersama di kelas yang saat itu berkonsep moving class, di mana semua siswa harus berpindah kelas Ketika pelajaran selesai dan masuk lagi ke kelas tujuan. Kelas XII IPS 2 jadi kelas yang paling ramai komposisi anak-anaknya. Kami memiliki beraneka ragam karakter di dalam kelas, yang setiap hari selalu membawa warna sehingga kami terasa nyaman di sekolah.
Saat itu, kelasku dapat giliran untuk menjadi petugas upacara. Diseleksilah oleh wali kelas, wali kelas kami guru Bahasa Inggris yang sangat tegas, Pak Otang Namanya beliau guru yang sangat lucu dan menyenangkan. Setelah proses seleksi beres, kami berencana latihan sehabis pulang sekolah. Karena kelasnya moving class akhirnya kami kesulitan untuk menemukan lokasi latihan. Muncullah ide dari ketua kelas kami, untuk berkumpul di masjid sekolah.
"Teman-teman pokoknya kita habis pulang sekolah kumpul di masjid ya, buat latihan upacara" kata Khoer ketua kelas.
"Oke okeee, latihan aja kan ya jangan sampai telat, soalnya waktunya mepet banget" Balas Evo, salah satu teman kelasku.
Selang beberapa jam, setelah pulang sekolah akhirnya kami berkumpul di masjid yang sudah disepakati awal. Beberapa temanku sudah berkumpul, hanya sebagian yang belum datang karena kegiatan sekolah. Menjadi kakak kelas akhir, disibukkan dengan beberapa kegiatan di luar kelas. Kelas kami yang paling ramai diantara kelas lain.
"Ri, ayoo pimpin latihan upacaranya" Timpal Khoer ketua kelas ke Riyano
"Harus banget nih jadi pemimpin upacara" Balas Riyano dengan ketus.
Karena kondisi siang hari dan semuanya sudah sangat capai belajar dan bimbel di sekolah. Jam terkahir yang kami inginkan santai pun hilang diganti dengan kegiatan latihan upacara. Tenggat upacara yang sangat mepet, ditambah minimnya kehadiran teman-teman saat latihan.
Kami sudah mewanti-wanti kalau di hari Senin, semoga tidak hujan atau hari sebelumnya semoga cerah dan tidak ada genangan air di lapangan sekolah. Waktu pelaksanaan tiba, kami berbaris di barisan paling depan dengan memakai seragam lengkap. Namun, tidak kesiapan yang lengkap dan paripurna. Ternyata di hari Minggunya hujan, bekas genangannya masih tersisa di lapangan sekolah.
Ketua kelas kami tidak mau menjadi pemimpin upacara, akhirnya salah satu teman kami yang mewakilkannya yaitu Riyano, karena dia menjadi anggota paskibra. Sontak kami dikagetkan kaki pemimpin upacara kelas kami terjungkal karena terpeleset dari genangan air yang licin. Seluruh peserta upacara buyar adanya peristiwa itu, sulit untuk menahan tawa. Upacara kami bisa dibilang kurang sesuai dan memberikan kesan paling aneh saat itu. Jika diingat sekarang momen seperti itu menjadi kenangan yang dapat diceritakan untuk dikenang bersama teman.
Hikmah dari kisah itu aku jadi paham, bahwa faktor komunikasi bisa menjadi utama di dalam kelas. Menjadi kakak kelas di kelas XII mengharuskan kami sibuk dengan berbagai kegiatan, ada yang bimbel, eskul, dan organisasi. Kurangnya latihan bisa menjadi faktor dari kelalaiannya upacara kelas kami.