Pandemi COVID-19 ini memberikan dampak yang besar bagi seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Salah satu dampak yang terlihat jelas adalah di bidang pendidikan. Karena adanya pandemi ini, mengharuskan sekolah untuk melakukan kegiatan belajar dan mengajar dari rumah / sekolah online.Â
Akibatnya, banyak fasilitas sekolah yang tidak digunakan secara maksial atau bahkan terbengkalai dan salah satunya adalah perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas sekolah yang memiliki banyak manfaat terutama untuk meningkatkan kemampuan akademis siswa.Â
Perpustakaan sekolah yang indah dan menarik dapat menarik minat siswa untuk membaca buku. Namun, pandemi COVID-19 membuat banyak perpustakaan sekolah yang sebenarnya layak menjadi terbengkalai.
Salah satu perpustakaan yang terdampak pandemi ini adalah perpustakaan yang berdiri di SDN Jabang 1, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Perpustakaan sekolah tersebut sebenarnya sangat layak dan memiliki berbagai macam buku dan KIT (Komponen Instrumen Terpadu) yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran. Namun, karena sekolah online yang berlangsung sekitar 2 tahun membuat perpustakaan di SDN Jabang 1 terbengkalai.
Permasalahan tersebut membuat kami yang tergabung dalam kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 2 yang merupakan program pengabdian dari Kemenristekdikti memilik rencana untuk menghidupkan kembali perpustakaan di SDN Jabang 1.Â
Kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 2 yang kami jalani ini terdiri dari 6 anggota, yaitu Amelia Rohali (Universitas Negeri Malang), Astin Astriandari (Institut Teknologi Telkom Purwokerto), Hanas Ulfa Safitri (Universitas Brawijaya), Joyuhan Putra Setyawan (Universitas Negeri Malang), Koko Prasetya (Universitas Negeri Malang), dan Zulvia Lely Nurmitasari (Universitas Trunojoyo). Keenam mahasiswa tersebut dibimbing oleh Bapak Mochamad Imron Azami, S. Pd., M. Ed. Yang merupakan Dosen dari Universitas Islam Malang. Kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 2 ini berlangsung sejak 02 Agustus 2021-17 Desember 2021.
Langkah awal kami untuk menghidupkan perpustakaan adalah dengan membersihkannya secara keseluruhan terlebih dahulu. Mulai dari pemindahan barang yang tidak diperlukan di perpustakaan, mengelompokkan buku di dalam rak sesuai dengan kelasnya sampai memindahkan ulang rak buku agar perpustakaan terlihat luas.Â
Sambil membersihkan perpustakaan, kami membuat perpustakaan online sederhana menggunakan platform google drive. Hal ini bertujuan agar siswa tetap dapat mengakses buku di perpustakaan dari rumah karena pembelajaran daring yang tidak memungkinkan mereka untuk pergi ke sekolah secara langsung. Link dari perpustakaan online tersebut nantinya akan disebar melalui grup kelas mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.
Secercah harapan pun muncul pada pertengahan bulan September yang memungkinkan sekolah melaksanakan PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas).Â