Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Arti Penting Nutrisi dan Kualitas Pendidikan Seorang Anak, Ada Korelasinya?

26 Maret 2024   09:43 Diperbarui: 26 Maret 2024   09:51 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makan siang anak sekolah di Finlandia (Foto : Detik Food)

Masih tergiang janji salah satu palson capres dan cawapres 2024 yang mengumandangkan janji ; "makan siang gratis" untuk anak sekolah dengan wacana memangkas dana BOS (bantuan operasional sekolah), jika memang benar di eksekusi wacana tersebut, gak usah jauh - jauh, di sekolah anak kami, dana BOS saja tidak cukup untuk mencover beberapa hal krusial. Sedangkan , ketika saya mengajar di sekolah swasta , bahkan dana BOS tidak gunakan sama sekali. Sangat kontras. 

Sebetulnya, saya setuju dengan pendapat Gandjar Pranowo dan Anies Baswedan mengenai pemaparan 'konsep' Stunting yang sebetulnya mereka lebih paham, ketimbang Prabowo sendiri. Masalah stunting bukan persoalan banyak makan, namun masalah utamanya adalah ; nutrisi. 

Contoh, di kutip dari harian Kompas,

Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, berkampanye di daerah Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (9/12/2023). Dalam kampanyenya, Gibran menyampaikan janji soal program makan siang dan susu gratis di sekolah jika memenangi Pemilu 2024. 

(Sumber : https://nasional.kompas.com/read/2023/12/09/14094941/janjikan-program-makan-siang-dan-susu-gratis-di-sekolah-gibran-biar-enggak)

Mungkin ide ini buat saya pribadi tidak tergiur dengan iming-iming "susu gratis", dengan dalih , lumayanlah mangkas uang makan keluarga beli susu, dapet susu gratis dari pemerintah. Nah, detail pertanyaan saya adalah : 

  • Susu nya susu apa ? , susu UHT kotak kecil ukuran berapa ml?. Apakah susu itu susu murni atau fresh milk yang nyaris setara dengan susu sapi murni? 
  • Susu sapi atau susu kambing?
  • Apa merek susu nya?

Itu baru detail pertanyaan tentang susu. Susu sepanjang saya sebagai seorang ibu yang menyusui anak, selain ASI tidak susu sesempurna ASI. Apa saja kandungan ASI? sari pati makanan si ibu bayi. 

Nah, apakah susu yang di janjikan di bagikan secara gratis adalah susu uht dengan kualitas terbaik?. Terlebih dengan budget makan siang 15.000, apa akan ada terselip susu uht ukuran kecil seharga 3000 atau susu uht ukuran sedang seharga 7000 -8000? 

Yang mana penulis pernah membandingkan susu seharga 3000 dan 8000 dengan kualitas yang berbeda. Susu uht seharga 7000 -8000 dengan laktosa dan bebas laktosa , rasa plain (tawar) menurut penulis adalah susu terbaik untuk di berikan kepada anak-anak. Terus terang, anak - anak saya sedang 'rajin-rajin' nya batuk pilek. Setelah bolak-balik ke dokter, saya menanyakan perihal susu. 

"Dok, kalau batuk boleh enggak sih sebetulnya minum susu?", tanya saya. 

"Boleh bu, silahkan, tapi masalahnya sekarang sudah banyak susu yang ada rasa-rasanya. Stoberi lah, coklat, melon dan sudah ada kandungan tambahan lain, gula. Gula itu yang bikin susu jadi gak sehat. Apalagi kalau anaknya alergi. Jadi pencetus batuk, kalau mau susu, kasih yang tawar (plain)", begitu kata dokter langganan saya. 

Awal anak-anak saya lepas ASI, susu pertama selain ASI yang saya berikan kepada anak-anak, adalah susu uht rasa tawar (plain). Pilihan ini saya ambil setelah konsultasi dengan dokter spesialis anak dan membaca informasi dari situs ibu dan bayi terpercaya. 

Susu uht tawar di berikan setelah ASI dengan pertimbangan, setelah anak mpasi , balita tidak di perkenankan rasa - rasa asin dan manis yang berlebihan. Jadi rasa makanan mereka tawar dengan rasa asin yang tipis. 

Setelah anak menjelang usia lepas Asi dan full mpasi, barulah mulai mengenal banyak tekstur makanan dan minuman. Yang membuat orang tua menjadi berat, ketika anak sudah mulai kenal permen, krakers, makanan kering seperti kripik asin, manis dan ciki. Nah di fase ini lah yang membuat anak alergi seperti anak saya jadi semakin terpicu batuk dan pilek sebagai reaksi kuat dari msg (penyedap).

Karena kecele dengan usia anak 'pemakan segalanya', dan disiplin yang sudah melenceng jauh, anak - anak jadi rutin batuk pilek. Setiap bulan. Hal ini menjadi renungan dan masalah serius bagi saya seorang ibu. Kemudian apa yang saya lakukan?. Mencari referensi masakan sehat yang di sukai oleh anak - anak dan makanan kesukaan mereka. Masalah utama adalah gula dan nutrisi. 

Karena kualitas nutrisi yang minim, mempengaruhi kualitas pendidikan anak. Ada korelasinya ?, tentu ada. Jika anak dengan nutrisi buruk, akan lebih sering sakit dan tidak masuk sekolah. Hal ini menjadi perenungan saya sebagai seorang ibu. Yang menjadi kendala utama adalah , keterbatasan uang dalam mengelola makanan sehat. Kadang mandek di ide memasak. Jadi harus kreatif dan tanggung jawab untuk kesehatan anak-anak..

Nah, kembali ke masalah makan siang. Ideal nya seperti apa sih isi makan siang yang sehat, nampol, dengan konsep lawas - 4 sehat 5 sempurna?. Tentu nya hal ini harus nya konsultasi dengan dokter gizi dan dokter spesialis anak, karena makan siang gratis untuk anak-anak haruslah penuh gizi , bukan asal kenyang, dengan budget 15.000, dapet apa aja nih bun?.  

Ikan, ayam, telur semua nya pasti di goreng. Sedangkan baik nya anak-anak tidak sering makan yang di goreng -goreng. Belum lagi, menu makanan yang di sukai anak-anak. Mayoritas anak-anak tidak suka sayuran, kan? Anak saya sendiri suka makan sayur brokoli hanya waktu awal mpasi. Maka dari itu, pekerjaan rumah seorang ibu jadi semakin banyak. 

Kadang, anak sudah makan sehat di rumah. Di sekolah terpapar virus dari teman - teman. Kembali lagi, bagaimana kualitas nutrisi si anak sendiri di rumah? Sudah cukup sayur, air putih, buah-buahan?. 

Jika makanan saja tidak bisa di andalkan, ada pilihan bantuan lain, seperti susu dan vitamin. Jika kualitas nutrisi anak sudah terpenuhi, maka kualitas pendidikan anak di sekolah akan menjadi berkualitas dan kuat. Saat ini pun, saya pun masih berjuang. 

Jika boleh berandai-andai, berikut visual tampilan makan siang ideal yang sehat, kaya akan nutrisi, serat dan kenyang. 

1. Jepang

Ilustrasi makan siang anak sekolah di Jepang (Foto : Kompas)
Ilustrasi makan siang anak sekolah di Jepang (Foto : Kompas)

Isi makan siang anak sekolah Jepang, nasi kari daging, sayur, minuman prebiotik ,yogurt dan crepes.

Mengutip dari laman Kompas, Jepang menganut konsep , Program Shokuiku atau edukasi makan yang kini diterapkan di Jepang memiliki sejarah panjang sejak abad ke-19 silam. 

Untuk diketahui, Shokuiku adalah praktik pendidikan atau edukasi mengenai makanan serta membangun kesadaran untuk membentuk pola makan sehat. Sayangnya, pendidikan makanan ini tidak di terapkan di Indonesia. 

2. Korea Selatan

Ilustrasi makan siang anak sekolah di Korea Selatan (Foto : Detik Food)
Ilustrasi makan siang anak sekolah di Korea Selatan (Foto : Detik Food)

Bahagia nya jadi anak sekolah Korea Selatan. Menu makan siang yang jika di konversi ke rupiah lebih dari 15.000, di dominasi oleh sayuran yang kaya serat. Mungkin ini bisa jadi ide buat ibu-ibu untuk mengisi bekal siang anak - anak. 

3. Finlandia

Ilustrasi makan siang anak sekolah di Finlandia (Foto : Detik Food)
Ilustrasi makan siang anak sekolah di Finlandia (Foto : Detik Food)

Wah, makan siang di Finlandia, negara Eropa, lebih mewah lagi. Ada salmon panggang yang kualitas nya di atas harga 15.000.

4. Amerika Serikat

Ilustrasi makan siang anak sekolah di Amerika Serikat (Foto : Detik Food)
Ilustrasi makan siang anak sekolah di Amerika Serikat (Foto : Detik Food)

Lagi -lagi sayuran dan buah mendominasi piring makan siang anak sekolah di Amerika. Kaya serat dan sehat. Roti nya. Jangan pikir sama seperti di Indonesia , roti yang tinggi gluten. 

Saya sih enggak banyak berharap banyak makan siang gratis dengan budget 15.000 akan menjamin makan sehat. Mungkin menu dari pemerintah tersebut akan isin jika di bandingkan dengan bekal makan siang sekolah swasta dekat rumah saya. Minimal bekal anak ada yang tinggi protein seperti daging dan telur. 

Saya sebagai rakyat jelata , berharap ada kerjasama antara pihak pendidikan , entah itu Kementrian pendidikan , bekerjasama dengan dinas kesehatan , seperti puskemas. 

Penting nya sosialisasi makanan sehat yang di berikan secara langsung kepada peserta didik, bukan sekedar poster di tempel di dinding sekolah. 

Gak akan mempan dan minim keterbacaan. Bahkan, untuk menumbuhkan minat membaca saja tidak. Saya rasa ini bukan sekedar tulisan. Mungkin, bisa saya upayakan sebagai jembatan komunikasi kepada pihak sekolah. Semoga saja berhasil ya. 

Mudah - mudahan tulisan ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun