Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Debat Cawapres 2024, Diisi Jargon Unik, Slepet!, Sindiran Cerdas Anak Muda dan Tekad Kuat Pemberantasan Korupsi

23 Desember 2023   13:40 Diperbarui: 23 Desember 2023   14:32 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Mahakam Ikon Baru Kota Samarinda / Dok : iNews id

Saya sebagai anak muda menanti visi misi , janji manis para Cawapres. Dan akhir nya debat cawapres tadi malam , perdana dan berlangsung lebih kalem dan sesuai tema, yaitu ; 

Tema debat kedua cawapres:

  • Ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital),
  • Keuangan,
  • Investasi pajak,
  • Perdagangan,
  • Pengelolaan APBN-APBD,
  • Infrastruktur, dan
  • Perkotaan.

(Sumber : CNN Indonesia)

Saya menulis artikel ini membawa pandangan pribadi saya sendiri sebagai pengamat dan penonton debat. Bukan dalam rangka mengunggulkan salah satu calon. 

Ada beberapa hal yang saya ingat dan bahkan harus di ingat dan di catat, karena pasti nya kita tidak ingin miss - informasi, bersikap skeptis, acuh, masa bodoh terhadap pemilu dan lebih serius lagi untuk menaruh harapan kepada pemimpin negeri ini. Walaupun dalam masa jabatan mereka yang singkat, 5 tahun. Bejibun tugas dan harapan masyarakat yang gak mungkin di wujudkan satu persatu. Jadi sebagai sesama manusia biasa, saya harap maklum.

Di mana saat ini, masalah dalam negeri yang naik pemberitaanya adalah ; masalah pengungsi Rohingya, yang jelas pemerintah Indonesia sudah mulai bergerak melakukan penyidikan dugaan terkait perdagangan manusia , menolak kedatangan warga negara asing yang ilegal. Bahkan, menolak kedatangan mereka terancam pidana. Masa iya ? 

Lagi - lagi ini akan bawa -bawa masalah HAM sebagai tameng dan alibi. Seakan - akan masalah HAM membuat tidak berkutik orang -orang yang berlaku tegas dalam penegakan hukum terbentur dengan 'produk' HAM. Lalu kalau pemerintah 'lembek' dan 'gak enakan', ratusan pengungsi ini akan berpotensi mencaplok wilayah, meminta kewarganegaraan, bagaikan Israel yang mencaplok dan menjarah tanah Palestina Bukan gak mungkin kan ? Negara harus waspada dan tegas. Sikap itu yang di tunggu - tunggu. Pengungsi ini juga akan mengancam stabilitas keamanan masyarakat sekitar yang sudah jelas menolak pengungsi Rohingya ini datang ke Aceh. Di sana ada saudara -saudara kita yang masih berjibaku dengan mencari mata pencaharian mereka sehari - hari. harus di repotkan dengan kedatangan pengungsi ilegal tersebut yang menggangu keseharian mereka dalam bekerja. 

Selain itu, isu yang ramai di sosial media , masalah keberlanjutan IKN. Salah satu paslon bahwa berkomentar , 'ogah' bertugas di tengah hutan IKN. Menurut saya pribadi, presiden menunjuk Kalimantan sebagai Ibu Kota Negara atau IKN, bukanlah asal tunjuk. Pasti nya ada sebuah pertimbangan keberlangsungan negara ini. Sebuah keputusan jangka panjang. Menurut situs ; 

https://www.setneg.go.id/baca/index/presiden_jokowi_alasan_utama_pembangunan_ikn_adalah_pemerataan

Menurut Kepala Negara, alasan utama dibangunnya IKN adalah pemerataan baik dari sisi ekonomi, penduduk, maupun pembangunan.

"Semuanya ada di Jawa, 58 persen (PDB ekonomi), dan 56 persen penduduk Indonesia itu ada di Jawa. Betapa sangat padatnya Pulau Jawa sehingga memerlukan yang namanya pemerataan pembangunan tidak Jawasentris tapi Indonesiasentris," ujar Presiden.

Presiden juga menegaskan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN di Provinsi Kalimantan Timur bukan merupakan gagasan dirinya. Menurutnya, Presiden ke-1 RI Soekarno telah menggagas pemindahan ibu kota sejak tahun 1960 yang lalu. Niat baik ini malah mendapatkan cibiran dan nyinyiran.

Tangkapan layar Instagram Narasinewsroom / Dok : IG Narasi news  room
Tangkapan layar Instagram Narasinewsroom / Dok : IG Narasi news  room

Menurut saya pribadi , IKN malah justru akan membuka peluang dan kesempatan tenaga kerja baru, membuka paradigma , mindset baru bahwa pemilihan IKN di provisi Kalimantan Timur, bukan asal pilih. Kalimantan yang selama ini di anggap hutan belantara, menyimpan banyak sumber daya alam. Alam Indonesia sudah tidak di ragukan lagi kekayaannya. Kan ? Masalah nya, prestasi ini tidak selalu di gembar gembor kan. Maklum saja, banyak sekali isu - isu negatif yang lebih 'enak di goreng dan renyah' ketimbang isu - isu positif yang menambah positive thingking kita kepada pemerintah. Betul ? 

Ilustrasi Percepatan Ekonomi Kaltim Triwulan II, Tahun 2022 / Dok : 
Ilustrasi Percepatan Ekonomi Kaltim Triwulan II, Tahun 2022 / Dok : 
https://kaltimpost.jawapos.com/samarinda/05/08/2022/alami-percepatan-ekonomi-kaltim-triwulan-ii-tahun-2022-tumbuh-303-persen.

Mari kita bicara data. Di atas adalah data pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur yang mengalami kenaikan di tahun 2022. 

Jembatan Mahakam Ikon Baru Kota Samarinda / Dok : iNews id
Jembatan Mahakam Ikon Baru Kota Samarinda / Dok : iNews id

Jadi, saya sebagai rakyat jelata menyetujui pendirian IKN dan harus di lanjutkan, siapapun capres cawapres yang mendukung keberlanjutan IKN , saya dukung! Dalam debat semalam, ada yang menarik adalah , sindiran Gibran kepada Cak Imin perihal , kehadiran nya menghadiri acara potong tumpeng di IKN beberapa waktu lalu.

Ilustrasi Cak Imin hadir di acara potong tumpeng di Titik Nol IKN / Dok: PKB via Detik news. 
Ilustrasi Cak Imin hadir di acara potong tumpeng di Titik Nol IKN / Dok: PKB via Detik news. 
Sindiran Gibran yang "makjleb" ini mantul kena sasaran. Hal ini menjadikan debat semalam di rasa menyentil tapi gak berlebihan. Sehingga tidak "chaos" berbalas sindiran. Karena peraturan debat semalam, harus membahas sesuai tema, tidak boleh melenceng dari tema. Sehingga tepat sasaran dan tidak meluas kemana - kemana pembahasan nya. 

Saya agak malas melihat debat hanya seputar sindir menyindir, karena tontonan begini cocok nya kita nonton acara receh seperti gosip - gosip artis. Tidak mencerdaskan. Kembali soal sindiran Gibran kepada Cak Imin. Cak Imin terlihat tenang dan tidak menanggapi sindiran Gibran. Sikap Cak Imin tersebut humanis menurut saya. Tidak perlu panas menganggapi dengan pembicaraan yang justru malah akan menjerumuskan nya kepada ke arah pembicaraan yang absurd. 

Gibran, cawapres mewakili generasi milenial, terlihat ingin 'meng - gong' komentar - komentar miring netijen terhadap diri nya yang menilai diri nya sebagai anak presiden dan terkesan hanya planga - plongo. Gibran di kira cupu tau nya suhu, hehe... Gibran terlihat memukau dan menguasai bidang. Well, saya sih gak berani menilai orang dari penampilan nya saja. Terkadang penampilan itu menipu. Dan lagi lagi kita selalu tertipu karena nya. 

Tangkapan layar situs berita CNN / Dok: CNN Indonesia 
Tangkapan layar situs berita CNN / Dok: CNN Indonesia 

Hal menarik lain nya adalah, ketidakpahaman Cak Imin mengenai SGIE yang di tanyakan Gibran kepada nya. Di jawab jujur oleh Cak Imin karena ia tidak mengetahui mengenai SGIE. 

Sekedar informasi, menurut Kompas,

SGIE merupakan singkatan dari State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report atau laporan indikator ekonomi Islam global yang dirilis DinarStandard, di Dubai, Uni Emirate Arab, Kamis (31/3/2022).

Dikutip dari Dinar Standard, dalam laporan Indikator Ekonomi Islam Global yang mencakup 81 negara, Indonesia berada di peringkat empat di bawah Malaysia, Arab Saudi, UEA, dan di atas Turkiye.

Sejumlah kriteria yang menjadi penilaian mencakup sektor keuangan Islam, makanan dan minuman halal, kosmetik halal, obat-obatan halal, perjalanan ramah Muslim, fesyen sederhana, serta media dan rekreasi bertema Islam. Namun, Cak Imin tidak mengerti soal itu dan di jawab jujur kalau ia tidak paham akan soal itu. Hal tersebut justru menambah nilai plus di mata saya. Dimana , cawapres tidak perlu tahu banyak hal dan tidak perlu terlihat sok tahu. 

Ilustrasi Tangkapan Layar Debat Di Layar Youtube SCTV, Mahfud MD  fokus dan tegas dalam memaparkan visi misi nya bersama Ganjar / Dokpri Amelia
Ilustrasi Tangkapan Layar Debat Di Layar Youtube SCTV, Mahfud MD  fokus dan tegas dalam memaparkan visi misi nya bersama Ganjar / Dokpri Amelia

Mahfud MD adalah salah satu tokoh dalam negeri panutan saya. Sosok nya yang tegas,lugas, padat , singkat dan tidak bertele - tele. Sudah sepantas nya pak Mahfud memimpin negeri ini dengan ketegasan dan kelugasan nya. Saya tidak memandang satu titik kecacatan pada diri nya ketika debat semalam. Sempurna! Terlebih, semalam dalam debat, beliau berbicara fakta dan data mengenai temuan dan penanganan kasus korupsi dan pinjol yang di tangani oleh beliau. Sudah waktu nya negeri ini di pimpin oleh pemimpin yang berani mati menuntaskan kasus korupsi. Korupsi yang semakin ke sini semakin terbuka dan membuat publik terkejut dengan nominal angka - angka fantastis, bukan ratusan juta lagi tapi milyaran dan triliunan! Ini gila! Bagaimana jika uang -uang itu tidak di korupsi , mungkin pemerataan ekonomi dan kesejahteraan di Indonesia akan subur makmur , seimbang dengan kekayaan sumber daya alam nya. 

Niat pemerintah untuk serius memberantas korupsi tidak boleh kita "enyek" dengan sekedar cibiran - cibiran yang mematikan semangat positif mem- bumi- hanguskan korupsi di negeri ini. Apa kita tidak ingin Indonesia bebas korupsi walaupun persentase nya gak muluk - muluk 100% ?? Siapa juga yang berani janji 100% . 

Sebagai rakyat dan penonton debat, saya cukup puas dengan debat cawapres semalam. Ada beberapa statement yang saya catat karena menarik.

1. Cak Imin dengan slogan 'Slepet' nya menurut saya ; ikonik, mengigit dan catchy. Cak Imin mengambil filosofi Slepet sarung dalam perspektif dunia santri ke dalam podium debat cawapres. Menurut saya, hal ini mewakili suara Cak Imin dalam dunia santri. Walaupun, keinginan membangun 40 kota setara dengan Jakarta masih terkesan muluk - muluk di telinga saya. Well, saya anggap ini adalah "gombalan" Cak Imin untuk menarik suara pemilih. Beberapa hal yang tidak di kuasai Cak Imin menurut saya justru menampilkan sisi humanis nya sebagai cawapres yang juga seorang manusia biasa. Wajar. Tidak selalu debat sukses mempertontonkan kesempurnaan.

2. Sindiran Cerdas Gibran Dan Aura Ke - Jokowi -an

Sosok Gibran tidak lepas dari sosok ayah nya, Presiden Jokowi. Sindiran Gibran yang 'kena mental' kepada Cak Imin, mungkin membuat beberapa orang yang menilai dia hanya planga plongo bak 'tertampar' slogan , " di kira cupu , gak tau nya suhu"..  Gibran anak muda yang cerdas dan update dengan isu -isu kekinian. Dalam debat semalam, Gibran , menampilkan sindiran - sindiran cerdas macam ; 

" saya tau kemana arah pertanyaan ini", ketika ia hendak menjawab pertanyaan Cak Imin perihal ; Tips dan Trik Sukses Memimpin Solo ala nya. Dengan cerdas ia menyelamatkan diri nya dari pertanyaan jebakan yang sudah pasti akan menjebak nya. Cerdas! 

" Cak Imin gak konsisten, ada Cak Imin kok ikutan potong tumpeng di IKN". Ungkapan ini bak bumerang yang menyerang balik pelaku nya. 

3. Fokus Mahfud MD Dalam Pemberantasan Korupsi dan Tidak Lupa Memaparkan Visi Misi nya Dalam Closing Statement

Closing statement adalah penentu dalam babak akhir debat cawapres. Cak Imin dan Mahfud MD sukses memukau dalam pemaparan closing statement, namun, bagi saya, tidak ada yang spesifik dalam closing statement oleh Gibran. Gibran sudah memukau selama debat. Namun kurang gereget ketika closing statement yang cenderung biasa aja. Somehow, Pak Mahfud sudah terlihat sempurna di awal dan akhir debat yang tidak lupa me reminder kembali visi misi yang di usung nya bersama Gandjar.

Debat capres dan cawapres masih akan ada beberapa babak lagi. Masih terlalu dini bagi saya pribadi untuk menentukan pilihan. Artinya, saya masih menunggu janji manis para capres dan cawapres beserta bukti dan rekam jejak para paslon selama ini. Saya banyak menaruh harapan kepada para pemimpin negeri ini agar menjadikan Indonesia negara besar dan Indonesia emas. Indonesia bukan negara wakanda tapi Indonesia akan menjadi negara maju yang besar, menjadi negara eksportir nomor 1 di dunia yang menjadi "candu" negara - negara lain. Saya optimis! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun