Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Kemanakah Musik-musik yang Menyuarakan Protes dan Kritik Sosial, Anti Perang dan Perdamaian?

13 Desember 2023   19:19 Diperbarui: 13 Desember 2023   19:49 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover album Rage Againts The Machine / Dok : iiitl.ac.id

Saya besar di era 90 - an. Ketika itu saya menjelang pra remaja. Mendengarkan musik -musik dari Oasis, Pulp, Blur, Shed Seven dan dedengkot BritPop, The Cure. Lagi getol - getol nya musik British Pop alias Brit pop di era itu. Gak hanya menikmati musik nya. Saya pun ikut 'tertular' gaya britpop ala ala Jarvis Cooker -nya Pulp. Celana ketat / cutbray motif kotak - kotak, kemeja, rambut belah pinggir, haseeek....  udah gaya terus ngapain ?. Jaman itu marak pentas seni atau pensi sekolah - sekolah. Jadi ada wadah yang tepat untuk unjuk gigi penampilan.

Ketika SMA, selera musik mulai bergeser. Agak 'keras', Linkin Park. Entah menurut saya Linkin Park yang "berisik" membuat saya tertarik. Dengan ciri khas suara teriakan 'the late' Chester Beninggton, menurut saya ada sisi emosional di dalam nya. Sesuai kan, SMA lagi baru jadi remaja yang nyaris di dominasi perasaan insecure. Ternyata setelah saya dalami lirik - lirik lagu nya, menurut saya pribadi, mayoritas isi lagu nya mengenai kesehatan mental, self motivation dan mental break down. Susah kan bagaimana mengekspresikan musik ke dalam tema yang gak biasa seperti Linkin Park tersebut.

Kuliah, beda lagi musik nya. Saya lebih mendengarkan musik - musik 'protes' seperti, Rage Againts The Machine, Green Day, System Of A Down, musik - musik punk seperti ; Sex Pistols (God Save The Queen) yang 'kata' nya tentang Queen Elizabeth. Cover lagu ini membuat saya terinspirasi karena menggunakan seni grafis ala Do It Yourself dan Cut and Paste. Bahasa kita nya, tempel dan potong. Hasil desain ini seperti kolase, tempel dan potong tersebut di buat dengan desain hitam putih seperti fokotopi. Model desain seperti ini saya pakai sebagai "muse" saya dalam berkarya ketika kuliah dulu. Malahan saya sempat mendesain dan membuat majalah indie pertama saya dan saya taro di beberapa distro di Lamandau Jakarta Selatan. Sayang nya, animo nya jelek. Jadi karya saya yang idealis ini gak berakhir menjadi sesuatu. 

Lanjut, Di era 2000 - an, pasca kejadian yang Amerika sebut, serangan teroris, 11 September 2001. Membawa pengaruh dalam dunia musik. Salah satu nya Green Day dan Rage Againts The Machine yang menarik perhatian saya. Musik - musik protes yang mereka suarakan adalah pandangan politik revolusioner. Auto ngebayangin Che Guevara. 

Sedangkan Green Day , dengan judul lagu yang cukup provokatif. American Idiot. Lagu ini sebagai bentuk protes mengenai budaya konsumerisme,  perang, manipulasi media serta tidak luput dengan keadaan dan situasi politik Amerika di saat itu. Ketika itu presiden Amerika adalah George W Bush. Yang bikin " gemes" pengen di rujak karena pasca kejadian 11 September , gedung kembar WTC New York hancur lebur di serang teroris dan, well, kita sudah tau sejarah cerita nya seperti apa. 

2 band musik yang mau saya tulis di sini adalah, Rage Againts The Machine dan Green Day. 

1. Rage Againts The Machine

Di kutip dari laman Superlive. Tak sedikit band-band yang menyuarakan kritik lewat karya musik, salah satunya adalah Rage Against The Machine (RATM). Band yang berdiri pada 1991 di Los Angeles, Amerika Serikat, ini dikenal dengan ideologi yang sama seperti band punk bawah tanah yaitu kritik berbau politik.

Mengambil aliran musik rap metal/rap rock, Rage Against The Machine dibentuk oleh Tom Morello yang merasa buntu dengan band lamanya, Lock Up. Ia kemudian menemukan de la Rocha yang saat itu menjadi frontman band hardcore, Inside Out. Keduanya kemudian sepakat membentuk band bersama Commerford dan Brad Wilk dengan nama Rage Against The Machine. Ssst, kabar baik nya, mereka pro Palestina. Dan mulai kehilangan fans karena pengakuan tersebut. Namun, RATM tidak gentar. 

Sayang nya, RATM (Rage Againts The Machine) bubar setelah di tinggal sang vokalis, Zach De La Rocha yang gahar. Padahal musik dan pesan dari lagu - lagu mereka cukup 'asik' di jiwa nge rock saya sebagai anak mahasiswa di kala itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun