Sudah 3 hari ini aku nongol dipantatmu yang tak berdaging alias tepos. Aku telah membuatmu susah duduk & tidur..serba salah & bingung kamu mau menyikapi aku, si bisul ini. Pasti rasanya nyeri sekali, karena langkahmu pun menjadi agak tertatih2.
Tiga hari kerjamu hanya marah2 sambil memakiku, “kenapa sih bisul ini tidak memilih tempat yang lain? Kenapa harus dipantat? Kan, mengganggu pekerjaan saja.” Padahal baru kemarin kamu mendengar kata2: “ cintailah sakitmu! Dengan mencintai sakitmu, kau akan menemukan Tuhan.” Kamu malah menggerutu panjang-lebar.. “Gimana caranya mencintai penyakit? Lha wong bisul ini bikin aku sakit kok dicintai? Ah, ada2 saja tuh! Coba kalau dia yang bisulan, pasti juga kesakitan.”
Kamu tidak tahu, dengan adanya aku dipantatnya, mestinya kamu tidak menggerutu atau meratapi. Tapi malah harus bersyukur. Lho kok bisa? Bisa saja.. pernah aku mendengar, kalau Tuhan mencintai seseorang, Dia akan menimpakan penderitaan pada mereka. Selain itu, tidak ada penyakit yang diderita seseorang yang beriman kecuali merupakan balasan atas dosa-dosanya. Itu yang namanya berpandangan spiritual.
Pemilik pantat yang aku huni ini rupanya masih berpandangan hukum fisik. Karena baru diberi cobaan penyakit bisul saja, sudah marah-marah melulu. Dengar saja apa katanya “ngomong & berteori sih gampang!! Sekarang ini yang penting, bagaimana caranya supaya supaya aku ini tidak kesakitan tiap kali melangkah!!??”
Yah, mengeluh lagi….. Kenapa sih kamu tidak mencoba memungut hikmah dibalik nongol-ku dipantatmu itu? Jawaban secara medis memang diperlukan. Tapi, sebagai bisul aku bisa sedikit menjelaskan bagaimana aku bisa muncul disitu. Sel kulit atau darah kotor tertutup sel kulit yang baru karena kamu kurang perawatan tubuh atau istilah jeleknya “kamu itu jorok”....atau y ang jelas pasti ada kesalahan dlm tubuhmu, mungkin alergi makanan tertentu dan yang lainnya.
Apa kamu tidak merasa kalau kemunculanku ini adalah bentuk protes tubuhmu sendiri?? Kamu terlalu sibuk dengan rutinitas diluar kemampuanmu. Padahal tubuhmu kan juga butuh istirahat. Tubuh ingin istirahat karena capek. Kemunculanku ini sebenarnya cuma alarm tanda peringatan bahwa kesehatan itu begitu penting..jadi janganlah mengeluh…apalagi mengeluh yg berlebihan..
Bayangkan!! Gara-gara bisul yang tak sebesar onde-onde itu saja, kamu sudah panas dingin. Semua tugasnya pun jadi berantakan. Aku mengundangmu untuk bersyukur akan nikmatnya kesehatan. Sehat itu penting. Tapi sayang ia sering diabaikan. Kapan kamu akan ingat pentingnya sehat kalau tidak saat sakit? Aku ingin mengajakmu mengevaluasi lagi kesadaranmu untuk selalu bertasyakur padaNYA…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H