"Bisakah aku terus mengusung rindu, walau pada akhirnya harus bercinta dengan jarak? Bisakah kita saling tetap menjaga hati untuk setia, walau raga tak bisa lagi bertemu setiap waktu" Bukan!  Bukan itu permasalahannya.... Aku tahu luka itu sakit, mungkin bahkan terlalu sakit.  Pikirmu, kalau memang mesti berakhir...kenapa "sebab" yang merasa tak pernah kau buat, tapi "akibat" tetap aku timpakan padamu?  Benarkan??  Pantas kalau kamu seperti tak rela melepaskanku. Menurutmu, ada sesuatu yang belum berakhir di antara kita.  Sesuatu yang kau yakini masih ada dan tetap akan ada.  Memang ada rasa enggan, ketika harus kunyatakan bahwa semuanya harus aku...kita akhiri sampai disini... Entah apa lagi yang ingin aku bela.  Cintamu?  Duka dan luka, membawaku serta pedih...tiada akhir membebaniku. Apa yang aku rengkuh darimu selain kenangan manis dan pahit itu?  Aku mungkin telah berdosa karena pertautan kita akhirnya kandas di tengah jalan.  Pertautan yang membuat kita kita akhirnya menjadi dekat lagi, tapi luruh dalam perjalanannya.  Luruh karena keadaan kita.  Maafkan, untuk tangis yang sempat aku tumpahkan.  Maafkan untuk hati yang sempat aku telanjangi.  Maafkan untuk maaf yang tak sempat aku ucapkan... Maafkan...karena Sayangku...Sayangmu....Cintaku...Cintamu...Cinta Terlarang... Maafkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H