Mohon tunggu...
amelia raymuna
amelia raymuna Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

saya merupakan pelajar yang berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Si Sulung dengan Traumanya

25 September 2023   15:18 Diperbarui: 25 September 2023   15:19 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jasmine Laura Putri, itu namaku. Aku biasa dipanggil Ara oleh teman-teman dan keluargaku. Aku merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, yap aku si sulung yang selalu menanggung beban. Aku mempunyai adik laki-laki dan adik perempuan. Yang laki-laki bernama Kenzie dan adik kecil perempuanku bernama Syarma. Sekarang, aku menduduki bangku kelas 11 di salah satu sekolah di Kabupaten Bogor, SMAN 4 Cibinong. Sekolah dengan akreditasi A yang terkenal dengan prestasinya. Aku lahir di Jakarta, 5 September 2005, ya betul aku Virgo gang. Aku sangat suka dengan makanan-makanan manis, contohnya donat dan kue-kue. Dan berharap kehidupan ku berjalan dengan manis juga, xixi.

Di sekolah ini aku mempelajari banyak hal-hal baru yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Karena sebelumnya, aku tinggal di Jakarta dengan kota metropolitan yang sudah terbiasa dengan budaya disana. Aku pindah ke Depok pada saat aku naik ke SMA  dikarenakan ayahku pindah tempat dinas. Rumahku memang berbatasan dengan Bogor, makanya jarak dari rumah ke sekolah tidaklah jauh.

Aku memiliki teman-teman yang sangat konyol dan cringe. Tapi walaupun begitu aku sangat bangga dan bersyukur punya teman seperti mereka. Dira, salah satu chairmate ku dari kelas 10. Dia yang paling konyol diantara yang lain, makanya aku nyaman berteman dengannya, karena aku pun begitu hehe. Putri, temanku yang paling lucu dan ceria, aku biasa memanggilnya Uti cutie. Diu, partnerku yang selalu mau menemani ku kemana-mana, tak jarang juga aku curhat tentang masalahku ke dia, entah itu cerita suka maupun duka. Dia adalah salah satu temanku yang bisa dibilang julid dan suka meroasting. Tak jarang juga aku julid bersamanya, ups. Sani, salah satu temanku yang paling sibuk karena dia adalah anggota OSIS. Sering sekali aku meminta pendapatnya dalam mengambil keputusan, karena menurutku dia cukup bijaksana, yaa walaupun memang anaknya lelet sekali. Terakhir, Kyra, salah satu temanku yang paling dewasa dan bisa dibilang panutan, karena dia selalu membimbing aku dan temanku yang lain.

Aku punya pacar. Sudah 4 tahun aku bersamanya. Tetapi, sejak aku pindah ke Depok, aku menjalin LDR dengannya. Pacarku menjadi sangat posesif semenjak kita LDR. Dia adalah Bara Basamo.

Bara, laki-laki yang aku benci tapi aku cintai juga. Entah mengapa Bara sangat tidak suka dengan teman-temanku, apalagi jika aku bermain dengan mereka. Memang pria aneh. Tiap kali aku ingin main dengan temanku pasti dia sangat marah. Bara sering sekali melarang ku dalam segala hal. Jika aku melanggar larangannya, aku pasti dicaci maki dengan perkataannya yang sangat kasar dan tidak pantas. Tidak jarang juga aku diancam putus olehnya. Dengan Bara, aku tidak bisa bebas dan menjadi diriku sendiri. Aku dituntut untuk bisa segala hal oleh Bara. Aku dengan Bara, bukanlah pasangan yang sefrekuensi. Bisa dibilang, Bara banyak memberikan trauma kepadaku, sampai aku tidak tahu lagi bagaimana cara mendeskripsikan trauma ku. Kalau ditanya mengapa aku mencintainya, aku tidak tahu, apakah cinta butuh alasan?

Pagi yang cerah dengan semangatnya aku berangkat ke sekolah. Jumat minggu ini adalah sholat dhuha bersama disekolah. Hari ini sekolah ku pulang cepat karena agenda hari ini hanya pembukaan Sanlat (Pesantren Kilat). Karena sudah memasuki bulan puasa, seperti biasanya sekolah ku mengadakan kegiatan tersebut. Sepulang sekolah, aku dan teman-temanku main ke rumah Diu. Kebetulan jarak rumah Diu dari sekolah sangat dekat. Jadi, kami beristirahat di rumah Diu, karena cuaca yang sangat panas tidak memungkinkan kita untuk pulang dalam keadaan sedang berpuasa. Aku dan teman-temanku tertidur pulas di ruang tamu rumah Dui sampai sore mendatang.

Akan tetapi, aku lupa mengabari Bara. Sebenarnya sengaja aku tidak mengabarinya, yang ada justru aku akan dimarahi olehnya.

Malam itu, sepulang dari rumah Diu, Bara marah besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun