Sudah dua tahun aku berstatus tki kaburan. Sebenarnya itu bukan suatu yang aku ingikan tapi apa boleh buat aku tidak punya pilihan lain waktu itu. A ku masih punya hutang-hutang yang harus dilunasi dalam waktu dekat sedang kebaikan tak berpihak padaku. Majikanku jahat aku dipekerjakan di 3 rumah secara bergantian, setiap hari cerewatnya minta ampun apa-apa yang lakukan salah n selalu mencari2 kesalahanku.Sungguh aku udah gak kerasan dan mencoba untuk mengadu ke agent dan konseling ,jawaban mereka aku disuruh bersabar .Sampai kesabaranku benar2 habis namun belom mndapat titik terang, Ahirnya aku putuskan untuk kabur dari majikan dan mencari pkerjaan secara ilegal,pikiranku kacau anakku masih terlalu kecil dan butuh susu sedangkan suamiku cuma jualan ayam hasilnya juga tak seberapa,orangtuanya udah gak peduli ma suamiku lagi.awal pernikahan baik2 saja namun lama-lama mertua kelihatan sangat tidak suka sama aku dan suamiku,terbukti saat kami bangun rumah dibantu cuma awalnya saja lepas itu dibiarkan begitu saja membuat kami kalang kabut,Ahirnya aku gadaikan sawah dan BPKB motorku...semua perhiasanpun aku jual untuk biaya membangun rumah dan alhadulillah rumahku sudah jai dan anakku pun lahir dengan selamat.ketika anakku masih berusia 2bulan aku berangkat ke pt untuk proses ketaiwan.kadang terselip tanya pada diriku kenapa mertuaku pilih kasih untuk mnyayangi anaknya sedangkan suamiku itu cacat fisiknya, masih saja disia-siakan.Yang lain disekolahkan sampai SMA sedang dia cm tingkat dasar,aku tidak mngeluh yang pasti siapapun suamiku dialah suami tercintaku demi kami dia juga rela bekerja tanpa lelah terbukti saat aku belum bisa kirim uang dia udah bisa beli sofa dirumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H