Kota Bandung, yang terletak di Jawa Barat, adalah salah satu kota metropolitan terbesar di wilayah tersebut. Selain berfungsi sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat, Bandung juga berkembang menjadi pusat aktivitas perdagangan, pendidikan, industri, serta destinasi pariwisata dan budaya yang signifikan.
Salah satu dari atraksi wisata yang terletak di Jalan Ir. H. Djuanda, dikenal dengan sebutan Dago Pakar oleh penduduk setempat, adalah Taman Hutan Raya Djuanda. Hutan ini dipenuhi dengan pepohonan besar yang memberikan naungan, seperti bambu, pinus, kaliandra, dan berbagai jenis pohon lainnya. Selain itu, dalam hutan ini terdapat beragam jenis hewan yang dapat kamu temui, seperti monyet, burung kutilang, dan spesies lainnya. Selama berjalan-jalan di sepanjang jalan tersebut, kamu juga bisa mendengar suara merdu dari hewan kecil yang disebut pengeret. Â
Ada banyak tempat menarik yang bisa kamu temukan di Taman Hutan Raya Ir. Djuanda ini, salah satunya adalah 2 goa bersejarah: Goa Jepang & Belanda. Seperti apa goa-goa ini? Â
Goa Jepang
Goa Jepang adalah sebuah gua yang dibangun oleh pasukan Jepang sebagai bagian dari upaya pertahanan setelah pasukan Belanda menyerah pada tanggal 10 Maret 1942. Sejarah mencatat bahwa pembangunan gua ini melibatkan kerja paksa tenaga kerja yang dikenal sebagai 'romusa' atau 'Nala Karta'. Gua ini juga menjadi saksi bisu dari saat pasukan militer Jepang membunuh pekerja romusa dan tempat di mana pasukan Jepang mengalami kekalahan oleh pasukan sekutu.
Tempat ini tidak memiliki lapisan semen pada seluruh dindingnya dan tidak terhubung dengan listrik. Di dalam gua Jepang ini, terdapat banyak koridor dan ruang yang digunakan sebagai pusat komando serta penyimpanan peralatan dan pasokan militer. Ada 18 bunker yang masih tetap dalam kondisi aslinya, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Bunker-bunker ini dibangun dengan jarak yang relatif dekat, sekitar 30 meter antara satu dengan yang lainnya. Gua ini memiliki empat pintu masuk dan dua lubang penjagaan yang terhubung satu sama lain, serta terdapat kamar yang mungkin digunakan sebagai tempat istirahat para komandan militer.
Pembangunan gua ini tidak pernah diselesaikan karena Jepang mengalami kekalahan sebelum proyek tersebut dapat rampung, dan akhirnya pembangunan ditinggalkan. Pada tahun 1965, Gua Jepang ditemukan kembali dalam kondisi lengkap dengan semua isinya. Hingga saat ini, bangunan tersebut tetap tidak mengalami renovasi dan telah diubah fungsi menjadi tujuan wisata untuk rekreasi dan pembelajaran.
Goa Belanda
Selanjutnya, setelah kita berjalan sekitar 1 kilometer dari gerbang masuk, kita akan menemukan Gua Belanda. Gua ini awalnya dibangun pada tahun 1906 sebagai terowongan untuk mengalirkan air dari Sungai Ci Kapundung untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dikelola oleh BEM (Bandoengsche Electriciteit Maatschappij). Pada tahun 1918, fungsi terowongan ini berubah menjadi militer dengan penambahan beberapa ruangan di kedua sisi terowongan utama. Selama Perang Dunia II, Gua Belanda digunakan oleh Belanda sebagai stasiun radio telekomunikasi. Setelah kemerdekaan, gua ini digunakan oleh pejuang Indonesia sebagai tempat penyimpanan mesiu.
Jika Anda tertarik untuk mengunjungi destinasi wisata edukatif seperti Gua Belanda dan Jepang, akses masuknya terletak di gerbang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, melalui daerah Dago Pakar. Pengalaman eksklusif mengeksplorasi gua-gua yang gelap, dingin, dan lembab ini menunggu Anda, tetapi tidak perlu khawatir karena di luar gua tersedia penyewaan senter seharga 5.000 IDR untuk membantu petualangan Anda. Jika Anda ingin menjelajahi kedua gua ini, Anda juga dapat menggunakan jasa pemandu wisata yang akan menemani Anda selama perjalanan masuk ke dalam Gua Jepang dan Belanda.Â
Tidak hanya Goa Jepang dan Goa Belanda, di dalam lingkungan Tahura ini juga terdapat curug, penangkaran rusa, museum, dan juga tebing keraton. Tahura Djuanda menawarkan pengalaman kunjungan ke penangkaran rusa yang dapat dinikmati oleh para penggemar binatang. Pengunjung berkesempatan untuk mengamati dan berfoto bersama rusa tutul yang memiliki sifat yang ramah. Taman Hutan Raya ini menjadi tempat yang cocok dan bagus untuk rekreasi edukasi.Â