Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Negeri Malang mengadakan kegiatan Diklat Wawasan Kebhinekaan Global yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa PPG Prajabatan. Sebanyak 33 Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2024 dari Kelas IPA 001 tengah mengikuti Diklat WKG di LPTK Universitas Negeri Malang pada hari Selasa tanggal 31 Desember 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman toleransi sebagai bekal mahasiswa menghadapi tantangan keberagaman di lingkungan sekolah dan menumbuhkan sikap toleran pada mahasiswa PPG yang merupakan calon guru profesional sebagai agen promosi toleransi kebhinekaan. Kegiatan ini menjadi syarat penting dalam proses kelulusan mahasiswa, serta sebagai aksi nyata untuk mempersiapkan calon guru yang menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman. Kegiatan diklat WKG dimulai pukul 07.00 hingga pukul 16.00, dengan diawali pretest dan diakhiri dengan posttest untuk mengukur pemahaman mahasiswa sebelum dan setelah mengikuti kegiatan ini. Pada kegiatan tersebut mahasiswa dibimbing oleh dua dosen, yaitu Prof. Habiddin, S.Pd., M.Pd., M.Si., Ph.D dan Dr. Yudhi Utomo, M.Si yang akan membantu mereka dalam memahami 5 (lima) topik materi diklat. Â
Kelima topik tersebut adalah Kebhinekaan Global, Kebhinekaan Indonesia, Damai dengan Diri, Sekolah Bhineka, dan Sekolah Damai yang dikemas dengan aktivitas dan permainan yang menyenangkan. Setiap topik yang tersedia akan dipelajari dengan menggunakan alur materi Mulai dari Diri - Aktivitas - Refleksi - Konsep - Aplikasi.
Pada Topik 1 diawali dengan pembahasan mengenai kebhinekaan global, karena penting bagi kita untuk memahami kebhinekaan dan implikasinya terhadap masyarakat Saya memahami bahwa kita adalah satu kesatuan yang berbeda. Keberagaman yang kita miliki ini hakikatnya adalah anugerah terindah yang merupakan bagian dari takdir dan kuasa Tuhan. Ternyata keragaman juga dapat meningkatkan kecerdasan, karena dengan keragaman tersebut akan membuat manusia memiliki berbagai cara pandang dan gaya berpikir sehingga menghasilkan pertukaran informasi yang lebih luas. Namun keberagaman juga dapat menimbulkan tantangan berupa diskriminasi dan intoleransi dalam segala aspek secara global. Oleh karena itu, kita perlu memiliki keterampilan 4C di abad 21 untuk menghadapi tantangan tersebut, yaitu creativity, critical thinking, communication, and collaboration," ungkap salah seorang mahasiswa.
Adapun pada Topik 2 mahasiswa banyak belajar tentang Kebhinekaan Indonesia. Indonesia yang kaya akan keberagaman harus dijaga dengan sikap toleransi. Toleransi adalah kesediaan untuk melakukan pengorbanan untuk kepentingan bersama saat kita memiliki kekuatan untuk mendahulukan kepentingan kelompok sendiri. Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah banyak praktik toleransi di berbagai pelosok negeri. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwasannya saat ini masih banyak ditemui tantangan intoleransi dan sikap radikal yang mengancam persatuan. Maka penting untuk menanamkan prinsip-prinsip moderasi, salah satunya moderasi beragama, untuk menciptakan negeri yang penuh harmoni dan menjaga kebhinekaan Indonesia.
Lebih lanjut di Topik 3 mahasiswa diajak untuk Damai dengan Diri. Salah satu hal yang ditekankan oleh Prof. Habiddin adalah bahwa tidak ada orang yang sama persis di dunia ini. Maka kita tidak boleh membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain dan lebih baik berusaha untuk mencari identitas diri sendiri.
"Pernahkah kita dipusingkan dengan mengikuti standar gaya hidup orang lain? Mulai saat ini coba kita gunakan standar kita sendiri sebagai bentuk cara menghargai diri sendiri," sambung Prof. Habiddin.
Dikutip dari akutahu.com menghargai diri sendiri dapat meningkatkan ketahanan mental dan menjadi salah satu bentuk pencegahan dari penyakit mental seperti depresi dan kecemasan.