Tidak bisa kita pungkiri, pemikiran irasional atas ramalan tersebut mempengaruhi alam bawah sadar manusia. Misalnya, selama Perang Dunia II, menteri propaganda Nazi Joseph Goebbels menggunakan karya Nostradamus untuk menyampaikan bahwa tentara Jerman ditakdirkan untuk menang. Selebaran dibagikan ke seluruh Eropa dengan harapan dapat mempromosikan kemenangan Nazi. Namun, Sekutu juga mengakui kegunaan pekerjaan Nostradamus, dan Inggris melakukan hal yang sama dengan tujuan untuk meningkatkan moral mereka. Meskipun karya Nostradamus memiliki kekurangan, namun sebenarnya digunakan oleh beberapa pemangku kepentingan di seluruh dunia.
Di Indonesia, ada satu hal yang antusias diceritakan saat Imlek tiba. Ini Feng Shui. Secara harfiah, Feng Shui berasal dari bahasa Cina. Dengan kata lain, Feng Shui berarti angin (arah), dan Feng Shui berarti air.
Feng Shui adalah ilmu yang berasal dari abad ke-16 SM hingga abad ke-2 SM. Itu dikembangkan. Seperti dikutip dari Feng Shui Click, ia dikenal sebagai Bu Zhai ketika Feng Shui pertama kali muncul. Ini adalah metode prediksi yang menggunakan cangkang kura-kura untuk menentukan apakah suatu situs layak atau tidak. Nama sarjana ini adalah Fang Shi, yang mempelajari ilmu alam dan metafisika.
Feng Shui juga telah mengubah perkembangannya. Abad ke-2 SM Dari 1000 SM hingga abad ke-2 SM, Feng Shui disebut Kanyu. Artinya, manusia memahami kehendak alam semesta dan harus beradaptasi dengan lingkungan di mana pun mereka tinggal, tanpa berkelahi sesuka hati. Pada saat ini, Aliran Bentuk dan Kompas Feng Shui mulai terpecah, dan masing-masing mulai merumuskan teori mereka.
Di era modern ini, orang menganggap Feng Shui sebagai kepercayaan yang sangat tua. Namun kenyataannya, masih banyak pengusaha, terutama Cina, yang menggunakan Feng Shui dalam bisnisnya. Bahkan, orang non-Cina pun bisa menerapkan Feng Shui dalam bisnis mereka. Salah satu feng shui yang masih digunakan orang Indonesia adalah kurangnya lift 4 dan 13 di gedung pencakar langit, termasuk pusat perbelanjaan besar.
Tentu saja, dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan informasi yang memprediksi masa depan. Beberapa orang berpikir ini adalah perpisahan, yang lain benar-benar percaya. Dalam hal ini, seperti halnya mitos, nubuatan benar-benar berkembang dan berkembang. Bahkan, Anda bisa dengan mudah mendapatkan prediksi Anda melalui internet.
Teori Psikologi
Psikolog Carl Gustav Jung, yang memperkenalkan konsep kepribadian introvert dan ekstrovert, menolak teori astrologi. Namun suatu hari, Carl Jung, murid Sigmund Freud, bapak psikoanalisis modern, membaca teori relativitas Einstein.
Berdasarkan teori relativitas Einstein, Carl Jung mulai meneliti hubungan antara perilaku manusia dan relativitas waktu, ruang, dan persyaratan mentalnya. Terinspirasi oleh Einstein, Carl Jung mulai menulis disertasinya sendiri tentang sinkronisitas spiritual.
Carl Jung menjelaskan temuannya, menyatakan bahwa siklus menstruasi wanita tidak disebabkan oleh siklus menstruasi. Kita manusia hanya mengasosiasikan apa yang terjadi pada kita dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Salah satunya adalah mengaitkan pergerakan benda langit dengan peristiwa yang sulit dipahami manusia saat itu.