Mohon tunggu...
Amelia Maulida
Amelia Maulida Mohon Tunggu... -

Architecture

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemula :"Say No to Golput"

5 Mei 2014   11:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:51 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1401469579540471674

Pada 9 April lalu kita warga negara Indonesia telah melakukan pemilu calon legislatif untuk wilayah dan daerah masing – masing. Pada dasarnya bagi pemilih pemula hal tersebut masih belum menjadi prioritas utama untuk memilih calon yang benar – benar mereka pilih atua mereka kenal. Terlebih lagi ada diantara mereka yang lebih memilih untuk tidak memilih atau biasa kita sebut dengan golput.

Beberapa waktu lalu pihak antara news telah melakukan sosialisasi dengan Direktur Utama Perum LKBN Antara Saiful Hadi mengenai para pemula perlu tahu tentang manfaat dari penggunaan hak pilih dan dampak dari tidak memilih atau golongan putih (golput). “Itu penting untuk menimbulkan minat bagi mereka untuk mencari tahu sosok partai, pemimpin mana yang akan mereka pilih nanti, tidak hanya asal pilih calon legislatif dan pemimpin,” katanya di Jakarta, Rabu.

Setelah Sosialisasi Pemilih Pemula “Yuk Nyoblos” di kampus London Public Relations (LSPR) di Jakarta, ia mengatakan pemilih pemula jangan dibiarkan untuk memilih “kucing dalam karung”.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Matriks Indonesia Agus Sudibyo mengatakan, “Para pemilih pemula akan merasa memiliki legitimasi untuk mempersoalkan kegagalan pemerintah yang baru terpilih,” ujarnya.

Salah satu mahasiswa LSPR, Andriyan (20) atau yang biasa dipanggil Achong, mengaku hanya mengetahui beberapa program partai politik saja. Menurut dia, tidak semua partai mengomunikasikan programnya dengan baik, apalagi beberapa partai dan caleg terlihat hanya mengumbar janji – janji saja.

“Selama ini, dari komunikasi mereka juga, saya tidak begitu yakin mereka dapat menepati janji – janjinya,” ujar mahasiswa studi Hubungan Internasional ini. Anriyan mengaharapkan program pemimpin yang terpilih memprioritaskan masalah peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan serta pemerintah hendaknya serius menangani masalah diskriminasi etnis, agama dan ras di Indonesia yang masih sering terjadi.

Dalam kesempatan itu, puluhan mahasiswa LSPR juga meminta peran media untuk independen dan seimbang dalam mempublikasikan informasi mengenai peserta Pemilu 2014.

Di Medan , masyarakat turut berperan serta dalam sebuah kampanye yang bertujuan untuk mengurangi angka Golongan Putih (Golput) khususnya bagi pemilih pemula. Kegiatan berlangsung pada Minggu (23/3) di pusat perbelanjaan Carrefour. Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) angka pemilih pemula di Sumatera Utara mencapai 40%, tetapi dikhawatirkan tidak menggunakan hak pilih saat Pemilu berlangsung.

Koordinator Kamoe Indonesia Perwakilan Medan Melva Noviana Harahap usai kegiatan flashmoob tersebut mengatakan acara diikuti 90 peserta tergolong sebagai pemilih pemula terdiri dari  kalangan mahasiswa dan pelajar.

“Tujuan kita melaksanakan acara ini adalah untuk meningkatkan kepedulian kawula muda serta mau menggunakan hak pilihnya saat Pemilu nanti,” katanya. Dia menambahkan Kamoe Indonesia digelar secara serentak di beberapa daerah di Indonesia.

Baca juga :

http://www.antaranews.com/berita/409058/pemilih-pemula-perlu-tahu-dampak-golput

http://kamoeindonesia.org/pemilih-pemula-no-golput-dikampanyekan.html

http://www.harianorbit.com/pemilih-pemula-no-golput-dikampanyekan/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun