Pembuatan baju tiedye merupakan kegiatan mewarnai baju dengan menggunakan teknik tiedye (ikat celup). Ikat celup (tiedye) ini adalah teknik mewarnai kain dengan cara mengikat kain dengan cara tertentu sebelum dilakukan pencelupan. Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa Pengabdian masyarakat oleh mahasiswa PMM UMM kelompok 56 gelombang 10 (28/06). Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak Yayasan Al-Aufa yang berada di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah untuk membantu meningkatkan kreativitas anak dalam mengekspresikan imajinasi mereka.
Karena kasus COVID-19 mulai melonjak kembali, pemerintah menganjurkan untuk memberhentikan kembali aktivitas, seperti sekolah, kantor, dan kegiatan lain yang sekiranya akan diikuti oleh banyak orang. Hal ini juga memepengaruhi kegiatan di yayasan, sehingga anak yayasan juga kehilangan waktu untuk sekolah dan kegiatan yang lain. Maka untuk menghilangkan kejenuhan anak, mahasiswa pengabdian masyarakat oleh mahasiswa PMM UMM kelompok 56 gelombang 10 melakukan kegiatan ini, yang diharapkan bisa menghibur dan memberi wawasan baru kepada anak-anak di Yayasan Al-Aufa.
Amelia Isnaini selaku koordinator menjelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan ini dapat membantu anak untuk meningkatkan kreativitas dan rasa kebersamaan antar anak yayasan. Dalam mengikuti kegiatan, anak-anak sangat aktif dan bersemangat untuk menyalurkan ide dan inovasi mereka. Dengan kreativitas mereka, mereka mencampurkan banyak warna untuk nantinya menjadi wawasan baru bagi mereka. Misal dengan menciptakan warna baru dari pencampuran warna, contoh jika merah dicampur dengan biru akan menghasilkan warna ungu. Dan dengan kreativitas mereka membuat pola untuk menghasilkan pola untuk teknik tiedye, ada yang spiral, zig-zag, dan lain lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H