Mohon tunggu...
Amelia Horas
Amelia Horas Mohon Tunggu... -

Pharmacy, UNHAS

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Farmasis dalam Menyongsong Indonesia Sehat 2025

1 Januari 2018   12:57 Diperbarui: 1 Januari 2018   13:14 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan sangat diperlukan bagi semua makhluk hidup. Kesehatan berasal dari kata sehat yang berarti kondisi badan atau jiwa yang bebas dari penyakit. Kesehatan menjadi salah satu landasan utama seseorang untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam Indonesia sehat 2025 tentunya diperlukan juga peran farmasi untuk mewujudkan hal tersebut.

Berdasarkan data dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dapat juga diketahui bahwa proyeksi penduduk Indonesia diperkirakan bertambah mencapai 305 juta di tahun 2035, bahkan jumlah remaja dan lanjut usia akan meningkat. Jika dilihat dari situasi dan kondisi Indonesia pada sekarang ini, dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk yang tidak menjaga kesehatannya, baik melalui kurangnya mengonsumsi sayur dan buah, peningkatan kecenderungan merokok. Sebagai upaya dalam mengatasi hal tetsebut sebagai seorang farmasis perlunya upaya yang diberikan kepada masyarakat.

Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, visi dalam Indonesia sehat 2025 yang perlu dicapai ialah terwujudnya gambaran masyarakat yang dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang dapat menenuhi kebutuhan masyarakat melalui akses pelayanan yang efisien dan efektif kepada masyarakat sesuai standar dan etika profesi. Untuk mencapai visi tersebut maka misi yang diperlu dicapai dalam mewujudkannya adalah:

1. Menggerakkan pembangunan yang lebih mengarah pada bidang kesehatan

Pembangunan yang dimaksud ialah pembangunan yang juga mementingkan kesehatan masyarakat untuk hidup sehat, yang dapat dilakukan dengan cara melakukan sosialiasi kepada masyarakat bagaimana cara menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan sebagai farmasis kita perlu juga sosialiasi mengenai pentingnya kesehatan karena kesehatanlah menjadi pendukung utama dalam aktivitas sehari-hari.

2. Memotivasi masyarakat agar dapat lebih mandiri dalam hal kesehatan

Banyak orang yang memandang remeh mengenai kesehatan padahal kesehatan yang menjadi peranan penting dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu, cara mendorong kemandirian masyarakat agar dapat hidup sehat yaitu dengan peran farmasis yang mampu mensosialisasikan pentingnya kesehatan bagi masyarakat dan bahayanya ketika tidak menjaga kesehatan. Selain itu, kemandirian itu akan mulai muncul ketika masing-masing orang telah memiliki kesadaran bahwa pentingnya hidup sehat sejak dini.

3. Memberikan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

Dalam memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan, dukungan pemerintah juga dibutuhkan agar mampu menjangkau daerah-daerah terpencil yang masih berkekurangan dan tidak terfasilitasi mengenai air bersih maupun masih kurangnya kesadaran di daerah tetsebut mengenai kesehatan. Oleh sebab itu, peran farmasis juga dibutuhkan ketika farmasis juga dapat berkorelasi dengan pemerintah melalui seorang farmasis yang melakukan penyuluhan ke daerah terpencil mengenai kesehatan masyarakat agar informasi mengenai kesehatan juga dapat dijangkau hingga ke pelosok daerah. Selain itu, pelayanan seorang farmasis perlu diberikan yang terbaik atau bermutu kepada masyarakat yang sesuai dengan standar kode etik.

4. Menjaga dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya

Untuk mewujudkan Indonesia sehat 2025, diperlukan terlebih dahulu kesadaran dari diri sendiri untuk menjaga kesehatan melalui pola makan dan menurunkan stress. Setelah secara individu kita telah dapat mengatur dan menjaga kesehatan kita maka dapat juga kita terapkan dalam keluarga kita, lalu berpindah ke area yang lebih luas yaitu masyarakat. Tak lupa juga lingkungan juga perlu kita lestarikan karena jika kita tidak merawat lingkungan ini maka akan banyak wabah penyakit yang dapat menyerang kita akibat gundulnya hutan menyebabkan banjir, banyaknya sampah yang dibuang dengan sembarangan dan masih banyak hal lainnya yang menjadi faktor pemicu munculnya penyakit.

Banyak hal juga yang perlu ditargetkan dalam mencapai visi dan misi Indonesia sehat tersebut terwujud, yaitu perlu memiliki sasaran, strategi, program dan indikator. Sasaran yang akan ditargetkan dalam mewujudkan Indonesia sehat yaitu cara menerapkan perilaku hidup sehat, memiliki lingkungan yang sehat, upaya yang dilakukan untuk dapat menjaga kesehatan, cara memanajemen pembangunan kesehatan dan yang diutamakan adalah derajat kesehatan. Sasaran yang utama ialah bagaimana masyarakat dapat mengupayakan terciptanya kesehatan yang memadai bagi pribadi masing-masing. Sasaran tersebut dapat dimulai dari kesadaran dari individu itu sendiri dalam menjaga kesehatan. Jika sudah terbentuk kesadaran dari diri masing-masing maka pastinya juga akan tercipta suatu kesadaran untuk menjaga lingkungan demi kesehatan tetapi jika belum terasa maksimal maka dibutuhkan juga upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan seperti yang dilakukan seorang farmasis dalam melakukan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat dan juga cara untuk melakukan pembangunan kesehatan tersebut. Yang terpenting sebagai seorang farmasis juga diperlukan dalam melakukan penjaminan mutu kesehatan kepada masyarakat secara merata dengan derajat kesehatan setinggi-tingginya.

Sasaran yang ditargetkan seorang farmasis untuk mewujudkan Indonesia sehat yaitu dalam hal mengupayakan kesehatan dan mewujudkan pembangunan kesehatan. Hal yang dapat dilakukan seorang farmasis yaitu menjamin sarana kesehatan yang baik kepada masyarakat, mampu menjangkau daerah-daerah terpencil dalam melakukan pelayanan kesehatan, menggunakan obat generik dan secara rasional dalam melakukan pelayanan kesehatan, mampu mengelola biaya kesehatan, selalu siap sedia dalam melakukan pelayanan kesehatan. Peran farmasis juga dalam memanajemen pembangunan kesehatan yang ada di Indonesia masih sangat perlu dibenahi dengan memiliki kemampuan untuk memimpin dan memanajemen kesehatan, kemampuan untuk melakukan sosialisasi untuk daerah terpencil, dan mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang ada dalam pelayanan kesehatan. Sebelum sasaran tersebut dapat dicapai, maka perlu dibentuk strategi untuk mampu menargetkan sasaran tersebut kepada masyarakat dengan memilih metode yang dapat menjangkau seluruh masyarakat baik di daerah terpencil, seperti membentuk tim atau kelompok yang sukarela ingin membantu masyarakat. Setelah terbentuk strategi dan sasaran maka dibentuklah program kesehatan dan indikator sebagai pengukur bahwa apakah program kesehatan tersebut layak dijalankan. Suatu keberhasilan suatu program dapat terlaksana ketika seseorang yang melaksanakannya menjalankannya dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Begitulah juga seorang farmasis yang bukan menjadikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sebagai beban tetapi dijadikan sebagai bentuk kewajiban kita terhadap masyarakat sesuai dengan profesi kita yang diajarkan untuk selalu tulus melayani masyarakat.

Peran farmasis juga tak lepas dari tanggung jawab seorang farmasis dalam Pharmaceutical Care yang menjadi tanggung jawab seorang farmasis dalam menjamin kualitas hidup pasiennya. Dalam mewujudkan Indonesia sehat, hal inilah yang menjadi landasan bagi seorang apoteker dimana peran apoteker yang mengimplementasikan cara praktik di apotek yang benar (CPAB), dalam hal terkecil seperti ini seorang farmasis dituntut agar terjun langsung dalam praktik pelayanan kesehatan kepada masyarakat, seperti memberikan obat yang sesuai dengan informasi dan mutunya, memberikan obat yang sesuai dalam isi resep, komunikasi dengan masyarakat yang masih perlu ditingkatkan. Dalam pelayanan seorang farmasis diperlukan kedisiplinan, mengikuti sesuai kode etik dan mengikuti peraturan perundang-undangan yang dibuat sehingga disinilah kita perlu memberikan derajat kesehatan setinggi-tingginya kepada masyarakat secara menyeluruh, bahkan hingga ke daerah pelosok. Peran farmasis juga dalam keselamatan masyarakat lainnya, seperti menyediakan sediaan farmasi secara tepat melalui dosis yang tertera dan mutu dari obat tersebut, mengawasi bagaimana peracikan obat tersebut dilakukan, tidak melanggar peraturan kefarmasian yang berlaku, tidak memberikan obat keras kepada pasien jika tanpa memiliki resep dokter. Selain itu sebagai seorang farmasis juga perlu menjalin kerja sama dengan farmasis lainnya dalam mewujudkan Indonesia sehat ini. Seorang farmasis juga yang bekerja di bidang industri perlu perlu menaati peraturan kefarmasian dengan tidak membuat kebijakan yang dapat merugikan masyarakat dengan membebankan harga terlalu maha kepada masyarakat. Seorang farmasis yang bekerja di bagian kedinasan juga perlu dengan sigap mencegah terjadinya pelanggaran pada peredaran obat yang tidak lulus pengujian atau dikatakan tidak layak edar. Seorang farmasis yang bekerja di Badan POM juga perlu dengan teliti memeriksa penyaluran obat yang dilakukan oleh pedagang farmasi dan jangan sampai terjadi penyimpangan, dan juga diperlukan pengawasan lebih dalam terhadap peredaran obat yang ada di Indonesia karena jangan sampai obat yang beredar justru membahayakan bagi masyarakat. Seorang farmasis yang bekerja di bagian Departemen Kesehatan Republik Indonesia juga perlu melakukan tanggung jawabnya dalam membentuk peraturan bagi seorang apoteker agar selalu berada di apotek untuk melayani masyarakat. 

Dalam hal ini peran seorang farmasis sangat besar dan jika seluruh farmasis dapat berkontribusi nyata dalam pembangunan kesehatan dan kelancaran terwujudnya Indonesia sehat maka dapat dipastikan kesehatan bagi masyarakat dapat didapatkan secara menyeluruh. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Bone Bolango, seorang farmasis juga memiliki berbagai aspek yang perlu diperhatikan yaitu dalam aspek struktural dimana seorang farmasis perlu menjalankan tugas, kewajiban dan wewenang sesuai kode etik dari profesinya dengan memberikan informasi mengenai obat yang akan diberikan kepada masyarakat, dalam aspek instrumental dimana seorang farmasis perlu menaati segala peraturan kefarmasian yang berlaku di Indonesia dengan menjamin mutu obat, tidak memberikan obat keras kepada masyarakat tanpa disertakan resep dokter dan tidak memanipulasi harga obat demi kesejahteraan dan keselamatan masyarakat serta dalam aspek kultural yang perlu diperlihatkan adalah mental dari seorang farmasis yang memperlihatkan etika dari seorang farmasis ketika berinteraksi langsung dengan masyarakat. Ketiga aspek ini saling berkorelasi satu sama lain, seorang farmasis dituntut memiliki ketiga aspek ini karena ketika aspek ini terbengkalai maka tidak akan ada seorang farmasis yang mampu mewujudkan program Indonesia sehat ini.

Dalam perencanaan Indonesia sehat tahun 2025 ini semua perlu memberikan dukungan dalam upaya mewujudkan hal ini. Banyak kendala dan tantangan yang perlu dihadapi. Namun, hal itu tidak menjadi halangan bagi kita mewujudkan hal tersebut. Sebagai seorang farmasis juga banyak hal yang dapat kita kontribusikan secara nyata dalam mencapai hal ini. Jika kita menjalankan peran kita dalam masyarakat dengan sukarela maka dampak positif pasti dapat dirasakan oleh semua  masyarakat. Seringkali ketika kita membeli obat di apotek, kia bahkan tidak mengetahui apotekernya. Oleh sebab itu, disinilah juga kita sebagai seorang farmasis juga mulai dapat menampakkan eksistensinya di tengah masyarakat melalui acara-acara penyuluhan mengenai pentingnya kesehatan bagi masyarakat dan kehadiran kita dapat menjadi berdampak bagi generasi selanjutnyas. Mari sebagai seorang farmasis kita wujudkan Indonesia sehat tahun 2025 dengan mewujudkan semua visi, misi dan sasaran yang ingin dicapai dan tak lupa juga semuanya dapat terlaksana ketika dimulai dari motivasi diri sendiri lalu dapat diterapkan hingga ke ranah yang lebih luas dan kepada generasi selanjutnya! Bangkitlah seorang farmasis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun