Kelaparan dan krisis pangan merupakan salah satu isu yang belum terselesaikan hingga saat ini. Pemerintah telah berupaya untuk mengatasi masalah tersebut, namun masih belum menemukan penyelesaian yang pas. Pangan sendiri merupakan kebutuhan terdasar bagi seluruh manusia, maka dari itu permasalahan mengenai ketahanan pangan dan kelaparan harus diperhatikan. Di tahun 2017, PBB menyebutkan bahwa terdapat 20 juta orang yang terancam kelaparan di negara Yaman, Somalia, Sudan dan Nigeria. Sebuah lembaga di bawah PBB yang menangani permasalahan pangan dunia, World Food Programme (WFP), mengatakan telah membantu sekitar 97 juta masyarakat dunia yang kelaparan. WFP terus berupaya untuk memerangi kelaparan di dunia dengan memberi kebutuhan terdasar yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Akibat adanya isu kelaparan ini, banyak nyawa yang melayang.
Ketika masyarakat dunia di landa isu kelaparan, sejumlah perusahaan mengambil untung dari perdagangan yang semakin liberal. 95% cadangan pangan dunia dikuasai oleh 6 perusahaan agribisnis yang membukukan kenaikan laba besar per tahun nya. Banyak negara berkembang telah masuk ke dalam perangkap pangan impor konglomerat agribisnis dari negara maju. Akibatnya banyak kelompok lokal di negara-negara berkembang lainnya seperti Indonesia terancam kelaparan akibat krisis pangan. Tak hanya itu, akibat dari konflik bersenjata dan konflik politik yang terjadi di dalam negeri juga memicu adanya krisis pangan dan kelaparan akibat rusaknya sumber pangan lokal.
Pertambahan penduduk dan bahan pangan yang semakin melonjak naik sehingga banyak masyarakat yang mengalami kelaparan karena tidak mampu mendapatkan atau membeli bahan pangan. Hal ini menyebabkan kenaikan krisis pangan meningkat setiap tahunnya. Food and Agriculture Organization mengatakan bahwa diperkirakan kebutuhan pangan pada negara-negara berkembang akan meningkat 60% di tahun 2030 dan akan naik dua kali lipat di tahun 2050, serta peningkatan produksi dunia sebesar 42% pada 2030, dan 70% pada 2050. Banyak negara-negara di dunia yang tidak mampu untuk lepas dari krisis pangan ini. Tantangan yang dihadapi oleh negara-negara di dunia semakin kompleks dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan. Kebijakan dari pemerintah tidak cukup untuk memberi respon tantangan yang berhubungan dengan ketahanan pangan.
Salah satu faktor yang menjadi hambatan dalam pembangunan di politik global yang berujung pada kelaparan dan krisis pangan adalah krisis keuangan global yang terjadi di Amerika dan Eropa, karena kedua negara tersebut merupakan pemasok pangan terbesar di dunia serta negara yang membantu sektor pertanian dari negara berkembang.
Terdapat berbagai solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak dari krisis pangan dan kelaparan yang terjadi, seperti :
1. Melakukan kerja sama antar aktor (individu, masyarakat, dan pemerintah).
2. Mengurangi impor dan meningkatkan produksi dalam negeri.
3. Mewujudkan cadangan pangan.
4. Mempertahankan ketersediaan energi minimal 2.200 kkal/hari dan protein minimal 57 gram/hari.
5. Menciptakan distribusi pangan yang bersifat efektif dan efisien supaya harga pangan tidak melewati harga normal dan masyarakat bisa menjangkau harga pangan dengan mudah sehingga dapat meminimalisir ancaman kelaparan.