Mohon tunggu...
ameliacahyani
ameliacahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Saya adalah seorang mahasiswa program studi S1 Kesehatan Masyarakat. Sebagai seorang introvert, kamu memiliki kepribadian yang cenderung tenang dan suka merenung, namun tetap memiliki semangat untuk berkontribusi dalam masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat: Investasi Bangsa Untuk Mewujudkan SDGs 2030

30 Desember 2024   08:00 Diperbarui: 30 Desember 2024   05:52 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 telah menjadi peta jalan global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, di mana kesehatan menjadi salah satu pilar utamanya. SDG 3, yang menargetkan Good Health and Well-Being, bertujuan memastikan kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia. Dalam konteks Indonesia, tantangan seperti angka kematian ibu dan anak, penyakit menular dan tidak menular, hingga kurangnya akses terhadap sanitasi bersih menjadi fokus utama. Untuk menjawab tantangan ini, mahasiswa kesehatan masyarakat memiliki posisi strategis sebagai motor perubahan yang membawa solusi inovatif dan berkelanjutan.

Mahasiswa kesehatan masyarakat bukan sekadar peserta akademik di ruang kuliah, tetapi juga agen perubahan di lapangan. Dengan bekal ilmu tentang epidemiologi, promosi kesehatan, dan manajemen program kesehatan, mereka memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi nyata. Pendidikan yang mereka tempuh bukan hanya investasi bagi individu, tetapi juga bagi bangsa. Ketika mahasiswa ini terjun ke masyarakat, mereka membawa misi besar: membangun sistem kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini menjadikan mereka aset berharga untuk mendukung tercapainya SDGs 2030.

Peran utama mahasiswa kesehatan masyarakat adalah mengatasi tantangan kesehatan di tingkat akar rumput. Mereka sering kali menjadi ujung tombak dalam menjalankan program-program pemerintah, seperti Posyandu, kampanye imunisasi, dan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Program-program ini langsung berkontribusi pada tujuan SDG 3, seperti menurunkan angka kematian ibu dan bayi, memberantas penyakit menular, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit. Melalui kerja sama dengan tenaga kesehatan profesional, mahasiswa dapat menjembatani kesenjangan antara kebijakan nasional dan kebutuhan lokal.

Selain itu, mahasiswa kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam isu lingkungan yang terkait dengan kesehatan, seperti sanitasi dan perubahan iklim. SDG 6 (Clean Water and Sanitation) dan SDG 13 (Climate Action) saling beririsan dengan upaya kesehatan masyarakat. Mahasiswa dapat terlibat dalam advokasi penyediaan air bersih, peningkatan kualitas sanitasi, serta edukasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan. Sebagai contoh, mahasiswa dapat menginisiasi program edukasi di daerah rawan banjir tentang cara mencegah penyakit yang ditularkan melalui air, seperti diare atau leptospirosis. Dengan demikian, mereka tidak hanya berkontribusi pada kesehatan individu, tetapi juga pada keberlanjutan ekosistem secara menyeluruh.

Namun, perjalanan mahasiswa kesehatan masyarakat dalam memberikan perubahan tentu tidak bebas tantangan. Keterbatasan sumber daya, baik dari segi dana maupun akses lapangan, sering kali menjadi kendala. Di sisi lain, kurangnya pengakuan terhadap peran mahasiswa sebagai mitra strategis dalam pembangunan kesehatan masih menjadi persoalan. Dalam hal ini, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan komunitas lokal sangat diperlukan. Pemerintah perlu memberikan dukungan berupa akses yang lebih luas untuk praktik lapangan dan pendanaan yang memadai. Sementara itu, dunia usaha dapat membantu melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berfokus pada kesehatan masyarakat.

Di era digital, mahasiswa kesehatan masyarakat juga memiliki peluang besar untuk memaksimalkan perannya melalui teknologi. Platform digital dapat digunakan untuk kampanye kesehatan, survei epidemiologi berbasis aplikasi, hingga pengembangan sistem informasi kesehatan berbasis komunitas. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memahami teknologi ini, tetapi juga mengintegrasikannya ke dalam solusi kesehatan masyarakat yang mereka rancang. Dengan cara ini, mereka dapat menjangkau lebih banyak orang dengan efisiensi yang lebih tinggi, sekaligus mendukung target SDG yang lebih luas.

Mahasiswa kesehatan masyarakat adalah investasi strategis bagi bangsa ini. Mereka membawa semangat muda, kreativitas, dan idealisme yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan kesehatan yang kompleks. Dengan pemberdayaan yang tepat, mahasiswa kesehatan masyarakat mampu menjadi katalisator perubahan yang mendorong Indonesia menuju SDGs 2030. Penting bagi semua pihak – pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat luas – untuk mendukung peran mereka, baik melalui kebijakan yang inklusif, fasilitas pendidikan yang memadai, maupun pengakuan terhadap kontribusi mereka di lapangan.

Sebagai generasi penerus, mahasiswa kesehatan masyarakat juga berperan dalam menciptakan inovasi-inovasi baru di bidang kesehatan. Dengan memanfaatkan potensi riset dan data, mereka mampu menyusun program-program yang relevan dan berbasis bukti (evidence-based practice). Saat mendekati tenggat waktu 2030, peran mahasiswa kesehatan masyarakat menjadi semakin krusial. Mereka bukan hanya pelaku di masa depan, tetapi juga aktor penting di masa kini. Dengan terus memberikan dukungan kepada mereka, kita tidak hanya berinvestasi pada individu, tetapi juga pada masa depan Indonesia yang lebih sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Bersama mereka, SDGs bukanlah sekadar mimpi, tetapi tujuan yang dapat dicapai.

Dengan demikian, mari kita jadikan mahasiswa kesehatan masyarakat sebagai mitra strategis dalam mewujudkan SDGs 2030. Dengan kolaborasi yang kuat antara semua pihak, mimpi Indonesia emas 2045 yang sehat dan sejahtera dapat diwujudkan dengan penuh optimisme dan semangat bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun