Di era digital yang bersifat dinamis, munculnya fenomena Fear of Missing Out (FOMO) menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh generasi muda, termasuk kalangan mahasiswa. FOMO, yang merujuk pada perasaan khawatir akan kehilangan informasi atau pengalaman yang dijalani orang lain, sering memaksa orang untuk tetap terhubung dengan dunia digital, tanpa mempertimbangkan dampaknya pada kesehatan mental, produktivitas, dan bahkan keamanan negara. Dalam konteks global yang penuh dengan ancaman siber, fenomena ini harus diperhatikan secara serius karena dapat mengurangi kemampuan berpikir kritis generasi muda dan meningkatkan kerentanan terhadap manipulasi informasi. Oleh karena itu, tindakan bela negara digital menjadi penting sebagai langkah strategis yang dapat diambil mahasiswa untuk melindungi diri, masyarakat, dan negara dari efek buruk FOMO serta ancaman global.
Mahasiswa, sebagai agen perubahan dalam masyarakat, memiliki peran krusial dalam menghadapi tantangan ini. Bela negara digital, yang mencakup kemampuan untuk memahami, mengelola, dan melindungi informasi dengan bijaksana di dunia maya, adalah salah satu solusi yang bisa diterapkan. Konsep bela negara kini tidak hanya berfokus pada pertahanan fisik, tetapi juga meliputi kontribusi aktif dalam menjaga kedaulatan informasi di dunia digital. Mahasiswa dapat berperan penting dengan meningkatkan literasi digital, mendidik masyarakat tentang pentingnya memverifikasi informasi, serta meningkatkan kesadaran akan ancaman global yang berasal dari dunia maya. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa adalah meningkatkan literasi digital. Literasi digital tidak hanya mencakup keterampilan teknis dalam penggunaan perangkat digital, tetapi juga pemahaman kritis mengenai informasi yang diterima.Â
Sebagai contoh, mahasiswa dapat menggunakan berbagai alat dan platform untuk memeriksa keaslian informasi, seperti situs pemeriksa fakta. Selain itu, mereka juga dapat menyebarkan pemahaman tentang bahaya hoaks melalui berbagai kegiatan di kampus, seminar, atau media sosial. Sebagai bagian dari bela negara digital, mahasiswa juga perlu menyadari ancaman global yang berkaitan dengan keamanan siber. Ancaman seperti pencurian data pribadi, serangan phishing, serta penyebaran propaganda digital semakin meningkat seiring dengan ketergantungan yang tinggi pada teknologi.
Pada akhirnya, pertahanan negara secara digital merupakan kontribusi konkret yang dapat diberikan mahasiswa untuk menghadapi tantangan FOMO dan ancaman global. Dengan meningkatkan literasi digital, memperkuat keamanan informasi, dan menciptakan kesadaran kolektif, mahasiswa dapat membantu menciptakan lingkungan digital yang aman, sehat, dan kompetitif. Peran ini sangat berarti tidak hanya untuk melindungi diri sendiri tetapi juga untuk menjaga kedaulatan bangsa di era yang penuh dengan gangguan teknologi. Dalam melaksanakan tanggung jawab ini, mahasiswa menunjukkan komitmen mereka terhadap bangsa sekaligus membuktikan bahwa mereka adalah generasi yang siap menghadapi tantangan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H