Mohon tunggu...
Amelia Thahir
Amelia Thahir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student of Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Journalism Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minimalisir Mahasiswa 'Buta Politik', Dosa Generasi Muda!

22 Desember 2022   11:00 Diperbarui: 23 Desember 2022   19:52 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KOMPASIANA, JAKARTA—Dikatakan suatu negara akan mengalami kemunduran bila masyarakatnya tidak peduli dan acuh terhadap keberlangsungan pembangunan demokrasi yang disalahgunakan mereka-mereka dengan tujuan politik. Dalam konteks ini, generasi muda yang dipacu untuk terus bergerak memantau pembangunan demokrasi negara untuk menghindari adanya ketidakadilan dalam kesejahteraan masyarakat. 

Terlebih khusus mahasiswa. Ditengah-tengah arus gelombang tsunami informasi yang berdatangan, tentu mahasiswa memiliki sudut pandangan dalam menyikapi persoalan sosial maupun politik. Berada di posisi strategis sebagai elemen pendukung dalam masyarakat, mahasiswa terus dituntut untuk bisa menjadi generasi pembaharu perubahan.  Oleh karena itu, mahasiswa harus kritis dan peka terhadap isu-isu di sekeliling baik sosial maupun politik, terutama perihal politik yang belakang menjadi jelek karena banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan individu demi mencapai kepentingan sendiri. 

Nilai-nilai politik kini menjadi buruk citranya, lalu ditambah tidak adanya mahasiswa yang peduli akan hal tersebut.Mereka memilih ‘buta’ , seolah itu bukan jadi urusannya dan bukan passion-nya. Mengikuti passion yang dianggap menjadi keharusan mahasiswa fokus terhadap jenjang yang diambil dan tuju. Sangat disayangkan, bila mana mahasiswa hanya datang ke kampus, belajar mendekap ilmu begitu saja, membiarkan ilmu tersebut hilang dihapus ingatan yang tak selamanya bertahan untuk diingat. Jika ilmu yang dikampus tidak diterapkan guna mencari solusi dari persoalan yang ada dalam politik. Maka, sampai kapanpun kreatifitas yang dihasilkan hanya sebatas itu saja. 

Mahasiswa tidak boleh ‘buta’ dan butuh pengetahuan mengenai politik. Sebab, banyaknya isu-isu politik yang menggerayangi belakangan ini, dimulai dari korupsi pejabat, kediktatoran pemerintah, dan kapitalisme oleh penguasa. Melalui demo Mahasiswa beraksi, menuntut, mengkritik, dengan tujuan mencari solusi. Itulah ciri khas mahasiswa sebagai generasi mudah yang turun menurun sudah menjadi panggilan sejarah sejak zaman kemerdekaan. Adapun mereka yang hanya ikut meramaikan ketika demo sedang berlangsung, namun tidak tahu apa yang dibawa dan apa yang hendak terjadi, sekadar hanya membuang tenaga, waktu, dan pemaki ulung saat di lapangan. 

Ali Irfani, Akademisi Bidang politik, Fakultas Dakwah Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menuturkan tanggapannya perihal terkait ‘Mahasiswa Buta Politik’.

Menurut Ali, Generasi muda khususnya Mahasiswa tidak boleh Acuh dan Abai terhadap isu-isu politik, karena Mahasiswa adalah elemen strategis dalam masyarakat, mereka adalah agent of change, dan harus kritis.

Indonesia adalah negara demokrasi, sejarah kemerdekaan digapai dengan melibatkan banyak nya pemuda. Inilah kenapa, mahasiswa ketika ada seruan untuk berdemo, maka penuhilah, karena itu adalah panggilan sejarah. 

Hal serupa dikemukakan oleh Mahasiswa Ilmu Politik, Tri Febi Maharani atau Ebi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta, Rabu ( 14/12). “Mahasiswa yang buta politik itu sumbu pendek, ketika mereka masih denial dengan urusan-urusan  politik itu, aneh.”

Upaya-upaya yang kian dilakukan oleh para Akademisi, Ahli dan Praktisi dalam meminimalisir persoalan  ini adalah melalui edukasi. “Menjelaskan isu-isu terjadi bisa melalui pendapat, perdebatan, dan diskusi yang harus dikritisi mahasiswa,” Tambah Ali.

Edukasi, salah satu cara meminimalisir Mahasiswa ‘buta politik’. Transfer ilmu pengetahuan upaya yang kini dilakukan agar mahasiswa tahu fitrah sesungguhnya sebagai generasi muda saat ini. Mengenyam pendidikan tidak hanya belajar sampai bangku kelas, lantas pulang membekap ilmu dan dibiarkan begitu saja mengendap dalam otak. Mahasiswa harus belajar mengenyam pendidikan hingga ruang lingkup sosial di sekelilingnya dengan kritis, juga memahami politik. 

Zaman semakin modern, sesuatu mudah dicari dan diketahui melalui arus informasi digital yang semakin berkembang pesat. Mahasiswa juga bisa memanfaatkan hal itu untuk belajar, menggali pengetahuan dan pengawasan mengenai politik. Mempelajarinya dan mengkritisi guna mengembalikan nilai-nilai politik yang sesungguhnya, dan bukan seperti politik yang sekarang. Membuat terobosan dengan kritis supaya gagasan pemikiran dampak dilakukan upaya mencapai kesejahteraan masyarakat indonesia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun