Mohon tunggu...
Amelia Rahmawati
Amelia Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pancasila: Ideologi Bangsa Penangkal Rasisme di Indonesia

15 Desember 2023   12:52 Diperbarui: 15 Desember 2023   16:38 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:https://www.pexels.com/id-id/foto/kartu-ucapan-selamat-ulang-tahun-untuk-anda-6185580/)

Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila mempunyai nilai-nilai yang digali dari budaya bangsa dan memiliki nilai dasar ideologi yang diakui secara universal dan tidak akan berubah yang begitu penting untuk diterapkan. Pengamalan terhadap nilai-nilai tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang memiliki sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Indonesia merupakan salah satu negara multikultural. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosiokultural maupun kondisi geografis Indonesia yang sangat kompleks, beragam, dan luas. Hal itu menjadikan negara Indonesia memiliki kelompok etnis, budaya, agama dan lainnya dalam jumlah yang sangat banyak. Keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia menyimpan banyak potensi terjadinya konflik dan perpecahan yang dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut telah terbukti karena di Indonesia sering terjadi konflik yang disebabkan adanya perbedaan dan memunculkan masalah rasisme. Mereka yang memiliki ras unggul seringkali melakukan tindakan rasisme terhadap golongan ras kelas bawah (Nurgiansah et al., 2020). 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rasisme diartikan sebagai rasialisme yang berarti prasangka berdasarkan keturunan bangsa; perlakuan berat sebelah terhadap suku yang berbeda. Seseorang yang memiliki sikap rasisme meyakini bahwa manusia dapat dikelompokkan berdasarkan ras, dan perbedaan ini berpengaruh terhadap kecerdasan atau kepribadian suatu individu dengan pemikiran bahwa beberapa ras lebih unggul dari ras lainnya. Dengan kata lain, rasisme merupakan prasangka yang diberikan kepada orang lain yang memiliki suku, agama, ras, adat, atau ciri fisik yang berbeda. 

Permasalahan rasisme yang terjadi di Indonesia biasanya terjadi karena suatu golongan merasa bahwa dirinya lebih unggul dibandingkan golongan yang lainnya dan menganggap rendah golongan tersebut. Masih adanya ujaran kebencian yang diterima oleh suatu ras seperti menghina suku, agama, dan ras orang lain yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam bermasyarakat.

Dampak negatif yang ditimbulkan sikap rasisme, yaitu munculnya sikap etnosentrisme yang dapat menyebabkan konflik sosial terjadi antar etnis, selain itu banyaknya keberagaman dapat menimbulkan rasa superioritas terhadap golongan atau kelompok lain. Oleh karena itu, rasa nasionalisme dan semangat persatuan serta solidaritas harus tetap dijaga, terutama oleh generasi muda penerus bangsa.

Disamping itu, tindakan rasisme dapat menimbulkan gerakan separatisme yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Saat ini isu gerakan separatisme masih marak terjadi di Indonesia, salah satunya gerakan separatisme Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) di Papua. Bahkan TPNPB-OPM kerap menggunakan isu rasisme untuk membuat resah masyarakat.

Cara mencegah rasisme dapat dilakukan melalui pendekatan pluralisme budaya yang merupakan salah satu alternatif dalam menyelesaikan konflik sosial. Pluralisme merujuk pada sikap penghormatan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Perbedaan yang beragam seperti suku, budaya, agama, ras, etnis maupun kelompok tertentu sebenarnya merupakan keuntungan bagi bangsa Indonesia sendiri. Namun masyarakat dan pemerintah harus mampu mencegah kerugian yang dapat ditimbulkan oleh banyaknya perbedaan tersebut. Dengan membangun rasa toleransi dan meningkatkan wawasan nusantara dapat menjadi solusi untuk mengurangi kerugian yang timbul akibat banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia. Rasa toleransi harus ditanamkan pada setiap individu dalam hidup bermasyarakat agar lebih mudah dijalani. 

Nilai-nilai Pancasila harus diimplementasikan di seluruh penjuru bangsa terutama pada generasi muda untuk membentuk insan yang berwawasan Pancasila. Pancasila menyatukan perbedaan suku, ras, etnis, agama, budaya, dan geografis menjadi satu titik dan membangun keragaman dalam setiap sila. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mencegah timbulnya tindakan rasisme. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. Sehingga perbedaan yang kita miliki tidak menyebabkan perpecahan diantara masyarakat.

Amelia Rahmawati, Mahasiswi Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun