Mohon tunggu...
xaliza
xaliza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sporty,Writing,Reading,Music,Gaming,

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Waktuku Dengannya (2)

14 September 2024   18:33 Diperbarui: 14 September 2024   18:35 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bagian 2: Memperhatikannya

...

Seiring berjalannya waktu, aku mulai memperhatikan dia. Ya, dia yang kemarin ku ceritakan. Yang ku kira dia adalah seorang yang cuek, tapi ternyata tidak. Dia lumayan ramah, namun tidak pada semua orang, terkhususnya pada anak laki-laki. Dia selalu bersama dengan temannya, perempuan yang ku maksud sebagai juru bicara di antara mereka berdua. Mereka adalah contoh pertemenan yang ideal dan sederhana, namun mengasikkan. 

Hanya mereka berdua. Hubungan mereka dengan anak perempuan yang lainnya hanya sekedar saling mengenal saja, tidak lebih. Begitu juga mereka dengan anak laki-laki. Aku perkenalkan kepada kalian, Xaliza (cukup ramah, namun tertutup dan sulit untuk ditebak) dan sahabatnya, Lia (si juru bicara, sangat berteman dan cerewet). Dua sahabat yang sederhana dan ideal. Menurutku,.


Xaliza, dia benar-benar mencuri perhatian ku di kala itu. Selain karena parasnya yang cantik, dia membuatku penasaran dengan bagaimana karakternya. Dia benar-benar sulit untuk di tebak. Terkadang dia terlihat dingin bagai angin malam di gurun pasir, kadang juga dia begitu hangat bak mentari di pagi hari. 

Sebenarnya karena itu aku tertarik dengannya, dan bukan semata mata karena parasnya. Kalau ingin di gambarkan, menurutku dia seperti Milea yang ada di dunia nyata. Kurang lebih seperti itu. Tapi kalian jangan salah paham dulu, waktu itu aku hanya penasaran dengannya. Belum menaruh perasaan atau bahkan jatuh cinta padanya. Benar-benar tidak terpikirkan olehku untuk ke arah itu, menyukainya lalu mengajaknya berkencan.


Hari demi hari, aku masih sangat memperhatikannya. Walau dari jauh. Hanya sahabatnyalah, Lia yang ku ajak untuk berbicara. Karena menurutku dia tidak akan senggan untuk berbicara juga denganku. Aku belum berani untuk melakukan hal demikian kapada Xaliza. Aku takut jika nanti nya dia memperlakukan ku sama seperti bagaimana dia memperlakukan sebagian anak laki-laki lainnya di dalam kelas.

Aku pernah melihat nya tidak menghiraukan anak laki-laki yang berbicara dengannya, lalu aku juga pernah melihat nya tiba-tiba canggung dengan anak laki-laki yang mengajaknya untuk tos. Padahal sebelumnya mereka bersenda gurau. Benar-benar aneh bukan?, dan jika hal itu terjadi padaku, maka aku akan di hantui dengan ingatan itu setiap malam, setiap pagi, atau bahkan setiap saat, aahhkk... Tidak, aku tidak akan melakukan itu. Mungkin juga itu akan membuatku mulai mencari sekolah baru yang ke-4 lagi. Alasan yang cukup kuat untuk itu.


Belum ada kesempatan untuk mulai mengenalinya, atau bahkan berbicara dengannya aku malah melakukan hal yang bahkan ketika aku sadar, aku sendiri tak tahu alasannya mengapa aku melakukan itu. Dan karena itu juga, aku mulai melupakan Xaliza untuk beberapa waktu

Saat itu aku malah,.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun