Fenomena Childfree cukup tabu ditelinga masyarakat Indonesia. Namun Childfree sudah lumrah di eropa dan berkorelasi dengan pendidikan perempuan. Childfree merupakan kesepakatan pasangan suami istri untuk tidak memiliki anak secara sukarela. Childfree terbagi 2 yakni childfree sementara dan childfree selamanya. Childfree sementara merupakan menunda untuk memiliki anak karena alasan tertentu. Seperti urusan perkuliahan, pekerjaan. Childfree selamanya merupakan alasan seseorang untuk hidup bebas, tanpa mendengar tangisan bayi, atau dengan latar belakang masa lalu kelam sehingga takut jika bayinya terluka.
Menurut victoria 5 alasan perempuan memilih childfree:
1. Masalah fisik
Adanya suatu penyakit menyebabkan pasangan untuk tidak memiliki anak karena berbahaya akan kesehatan mereka dan juga keselamatan bayi yang dilahirkan.
2. Psikologis
Kesiapan mental menjadi faktor penting untuk menjadi seorang Ibu. Sekarang ini banyak kasus baby blues. Baby blues adalah gangguan psikologi yang dialami ibu yang sudah melahirkan ditandai dengan sikap murung dan sulit menerima kehadiran bayi. Baby blues juga menghambat perkembangan sang bayi.
3. Ekonomi
Faktor ekonomi sangat berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Dimana seorang anak memerlukan asupan gizi yang berkualitas, pendidikan, asuransi kesehatan dan lain sebagainya. Semua hal tersebut memerlukan faktor pendukung ekonomi yang besar. Jadi banyak pasangan memilih untuk menunda ataupun memilih untuk tidak memiliki anak.
4. Lingkungan hidup (overpopulasi)
Diperkirakan total penduduk Indonesia terus meningkat naik tajam hingga 341 juta orang pada tahun 2050. Untuk meminimalisir overpopulasi makan banyak pasangan suami istri untuk memilih tidak mempunyai anak. Meningkatnya populasi dunia sedangkan sumber daya alam/ketersediaan energi semakin menipis. Solusinya perlunya penyeimbangan agar tidak terjadi overpopulasi.
5. Alasan personal