Mohon tunggu...
Amelia AyuAngelika
Amelia AyuAngelika Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa dengan hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Kecanduan Game Online pada Anak

6 Januari 2025   11:47 Diperbarui: 6 Januari 2025   11:45 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Zaman era globalisasi ini manusia dan IPTEK memiliki kaitan yang sangat erat. Internet merupakan salah satu bentuk nyata kemajuan IPTEK dalam kehidupan manusia. Fenomena yang sedang marak dalam kehidupan manusia sekarang dengan perkembangan IPTEK salah satunya adalah game online. Game online merupakan permainan yang dilakukan secara online dengan menggunakan jaringan internet dan smartphone. Menurut Kim dkk (dalam Azis, 2011) game online adalah permainan atau hiburan yang dapat dimainkan oleh banyak orang dalam waktu yang bersamaan dengan menggunakan jaringan komunikasi internet.

Dalam laporan internasional yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2018, kemampuan bermain game tergolong dalam kesehatan mental, termasuk kesehatan jiwa (WHO, 2019). Menurut International Classification of Diseases edisi terbaru, atau ICD 11, bermain game didefinisikan sebagai jenis aktivitas waktu luang yang melibatkan bermain game (baik online, offline, digital, atau video game). Hal ini mencakup beberapa indikator, seperti kemampuan mengendalikan keinginan bermain game dan kecenderungan untuk memprioritaskan bermain game dibandingkan aktivitas lainnya. Sekalipun mereka tahu akan terjadi hal yang sangat buruk, orang-orang tetap saja bermain game online.

Menurut Jean Plaget (Marinda, 2020) terdapat empat fase perkembangan kognitif anak, yaitu tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun) anak mempelajari dan menginterprestasikan lingkungannya melalui sensasi dan gerakan tubuhnya. Pada tahap pra operasional (usia 2-7 tahun), anak-anak mulai mengembangkan kemampuan motorik dan berpikir, meskipun mereka belum mampu berpikir secara logis. Pada (usia 7-11 tahun) tahap manajeme konkret, tahap ini mengembangka kemampuan berpikir logis, dimana proses berpikirnya menjadi lebih rasional dan sistematis. Tahap fase manajemen formal (usia 11-12 tahun), anak mengalami perkembangan kemampuan berpikir abstrak dan imajinatif. Mereka mulai dapat menggunakan logika dalam memproses informasi yang tidak selalu terkait dengan objek dan peristiwa nyata.

Penelitian Irmawati (2019) menyebutkan bahwa, dampak positif bermain game online adalah memudahkan mempelajari bahasa inggris, membuat lebih fokus terhadap pelajaran, melatih kesabaran, melatih kerjasama tim. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa game online memang memberikan dampak positif dalam cara berpikir anak. Game online telah membentuk sikap kerjasama dan kesabaran dalam mencapai suatu tujuan, kerjasama yang dimaksud disini ialah bagaimana seseorang bertanggungjawab menyelesaikan kerjanya dalam suatu kelompok artinya disini anak terlatih untuk kempak dengan timnya. Sulastri (2019), menyatakan bahwa "Dengan memanfaatkan game online siswa dapat terlepas dari stresnya. Selain itu game online dapat menjadi sarana siswa untuk berlatih mengasah kemampuan berpikir cepat, kemampuan berbahasa inggris karena rata-rata dalam game online bahasa yang digunakan adalah bahasa inggris". Dampak positif game online yang disebutkan dalam penelitian Tri (2016) disimpulkan yaitu dapat meningkatkan konsentrasi, meningkatkan koordinasi tangan dan mata, meningkatkan kemampuan membanca, meningkatkan kemampuan berbahasa inggris, dan meningkatkan kemampuan mengetik.

Dampak social negatif game online yaitu dampak buruk yang timbul dikarenakan game online. Puji (2020) menyatakan bahwa, "faktor yang mempengaruhi siswa kecanduan game online adalah orangtua, lingkungan, pergaulan, gadget, dan internet, yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa". Sulastri,dkk (2019) menyebutkan bahwa "Terkadang ada siswa yang cekcok dengan teman sesama player saat permainan berlangsung karena ada satu pihak yang menganggap bahwa temannya tidak mampu bermain game dengan benar sehingga timnya memperoleh kekalahan, hal ini yang membuat siswa kadang emosi dan akhirnya terjadi pertengkaran". Rahmad (2015) menyimpulkan bahwa dampak negatif permainan game online yaitu sering bolos, penggunaan uang jajan tidak tepat, jarang berolahraga setiap minggu.

Berdasarkan uraian di atas game online memiliki dampak positif dan negatif pada cara berpikir anak. Game online tidak bisa dikatakan sepenuhnya buruk karena memiliki dampak positif. Kecanduan game online tentu saja berpengaruh pada minat belajar, hubungan sosial, dan emosional setiap individu.

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester III mata kuliah Psikologi Kognitif dengan dosen pengampu Ibu Flora Grace Putrianti, S.Psi., M.Si., M.Psi., Psikolog.

Nama Anggota :

1. Amelia Ayu Angelika

2. Elisabeth Ema O

3. Anisa Ramadani Nasution

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun