Mohon tunggu...
ameldafadilah
ameldafadilah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

....

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menelusuri Rekam Jejak Kemalikussalehan: Meneguhkan Implementasi Lima Pilar Untuk Masyarakat Berkeadaban

6 Desember 2024   15:54 Diperbarui: 6 Desember 2024   16:01 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

kunjungan
kunjungan

 

Melakukan kunjungan lapangan ke wilayah yang terkait dengan jejak sejarah Malikussaleh memberikan pengalaman mendalam tentang transformasi masyarakat dari masa ke masa. Di Aceh, nama Malikussaleh sangat dihormati, bukan hanya sebagai ulama, tetapi juga sebagai tokoh yang memperkenalkan konsep keberagaman sosial yang berakar pada keadilan dan kesejahteraan. Dari sejarah yang terungkap, Malikussaleh dikenal sebagai figur yang berperan aktif dalam mengintegrasikan ajaran agama Islam dengan kebijakan pemerintahan, mengedepankan prinsip-prinsip moralitas dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan.

Dalam perjalanan ke beberapa situs sejarah di Aceh, ditemukan pula sejumlah peninggalan yang menunjukkan peran aktif Malikussaleh dalam mengorganisir kehidupan sosial dan ekonomi, baik melalui masjid sebagai pusat ibadah dan pendidikan, maupun pasar sebagai tempat interaksi sosial-ekonomi. Banyak masyarakat setempat yang mengungkapkan bahwa, meskipun perubahan zaman terus berlangsung, prinsip yang diajarkan oleh Malikussaleh tentang pentingnya kedamaian, kerukunan, dan keadilan sosial masih sangat relevan hingga kini.

 

*Studi Kasus Implementasi Pilar Kemalikussalehan: Program Pendidikan Berbasis Keagamaan dan Sosial di Aceh

 

Salah satu contoh yang bisa digunakan untuk melihat implementasi pilar-pilar Kemalikussalehan di zaman modern adalah program pendidikan berbasis keagamaan dan sosial yang dilaksanakan di Aceh. Salah satu sekolah yang menerapkan prinsip ini adalah Dayah (pondok pesantren) yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga keterampilan praktis untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Program pendidikan ini mengintegrasikan nilai-nilai agama, kemandirian ekonomi, dan sosial dalam satu kesatuan.

Di Dayah ini, para santri tidak hanya belajar kitab kuning, tetapi juga dilibatkan dalam proyek-proyek sosial seperti pemberdayaan masyarakat miskin, pertanian organik, dan kegiatan sosial lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Di samping itu, para santri juga diajarkan tentang pentingnya toleransi, keadilan sosial, dan kehidupan beradab, sesuai dengan semangat yang pernah dibawa oleh Malikussaleh.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun