Mohon tunggu...
Sri Umi
Sri Umi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just an ordinary human

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dulu Melimpah Jadi Masalah, Kini Bisa Jadi Berkah: Pentingnya Pemilahan dan Pengelolaan Sampah, Mahasiswa KKN Undip Beri Edukasi pada Warga

11 Februari 2023   17:22 Diperbarui: 14 Februari 2023   10:59 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyuurip, Klego (Senin, 30 Januari 2023)-Sampah masih menjadi permasalahan yang belum terpecahkan di daerah perdesaan bahkan perkotaan. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terungkap bahwa total sampah nasional mencapai 68,5 juta ton pada tahun 2021 dengan 17% diantaranya merupakan sampah plastik. Sayangnya, tren jumlah sampah yang terus meningkat tidak diimbangi dengan penanganan yang tepat, sehingga sampah yang ada terus menumpuk dan dimusnahkan seadanya yang mengakibatkan banyak permasalahan baru bagi lingkungan.

Permasalahan sampah ini juga dihadapi oleh salah satu desa yang berada di Kabupaten Boyolali, bernama Desa Banyuurip Kecamatan Klego. Mayoritas masyarakat desa memilih untuk membakar sampah rumah tangga yang dihasilkan. Hal tersebut disebabkan belum adanya TPA (tempat pembuangan akhir) maupun bank sampah yang dapat mengelola sampah rumah tangga bagi warga. Oleh karena itu, mahasiswa KKN TIM I UNDIP hadir untuk memberikan edukasi dan saran mengenai pengelolaan dan pemilahan sampah rumah tangga bagi masyarakat Desa Banyuurip, khususnya kader posyandu dan anggota PKK.

Dokpri
Dokpri
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Kegiatan edukasi ini dilaksanakan di pendopo Desa Banyuurip dengan memberikan materi seputar sampah, mulai dari jenis-jenis sampah, pemilhan sampah, dampak buruk penanganan sampah hingga pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai. Peserta edukasi tampak antusias saat mengikuti kegiatan ini. Setelah pemaparan materi, mahasiswa KKN Undip membagikan buku saku berisi panduan pengelolaan dan pemilahan sampah hingga manajemen pembentukan bank sampah dan melakukan pengadaan tempat sampah organik-anorganik dari ember bekas cat yang diberi label 'organik' dan 'anorganik' dengan warna berbeda.

Pada kegiatan ini mahasiswa undip juga sempat mengenalkan mengenai aplikasi penjualan sampah yaitu 'Rapel'. Pada aplikasi ini terdapat berbagai jenis sampah yang dapat dijual, mulai dari plastik, elektronik, hingga jelantah minyak. Aplikasi itu juga dilengkapi dengan vitur penjemputan sampah, artinya warga tidak perlu repot-repot membawa sampah yang akan dijual ke tempat pengepul.

Secara keseluruhan acara edukasi berjalan dengan lancar dan cukup interaktif. Meskipun tidak serta merta semua hal yang telah disampaikan dapat langsung diterapkan karena semua harus didasarkan pada kesadaran setiap individu. Namun, setidaknya ada kemauan dari anggota kader posyandu untuk menggerakan kembali bank sampah yang sempat macet sebelumnya, sehingga sampah dapat menjadi sesuatu yang memiliki nilai.

Penulis : Sri Umiatun (Bahasa dan Kebudayaan Jepang)

DPL        : 1. Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc., Ph.D., IPU

                  2. Dr. Ir. Dwi Haryo Ismunarti, Msi

                  3. Dr. Dra. Niken Fatimah Nurhayati, M.Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun