Mohon tunggu...
Justin Jeongho Kim
Justin Jeongho Kim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis dan Konsultan Bisnis

Konsultan asing yang berbisnis di Indonesia dan Korea Selatan. Jurnalis dengan fokus pada isu internasional. Menyukai seni dan menghubungkan berbagai budaya. Hobi berbagi ide bisnis antara Indonesia dan Korea Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Kesetaraan dalam Ketertarikan Antarbudaya

23 Agustus 2024   10:42 Diperbarui: 23 Agustus 2024   10:43 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumlah Muslim yang tinggal di Korea Selatan untuk kuliah atau bekerja semakin meningkat, terutama wanita Muslim yang aktif membagikan perspektif mereka tentang masyarakat Korea di media sosial. Selain itu, ada juga Muslim yang ingin memperkenalkan budaya negaranya kepada orang Korea meskipun belum pernah mengunjungi Korea.

Seorang mahasiswi Iran, misalnya, membuat akun X untuk memperkenalkan sejarah dan budaya Iran kepada orang Korea. Meski belum pernah ke Korea, ia menulis semua postingannya dalam bahasa Korea dengan sangat baik.

Contoh lainnya adalah Ilustrator Iran bernama Nasim Bahari yang juga memperkenalkan resep masakan Iran kepada orang Korea melalui gambar di Instagram. 

Sumber: Akun Instagram Nasim Bahari
Sumber: Akun Instagram Nasim Bahari
Sumber: Akun Instagram Nasim Bahari
Sumber: Akun Instagram Nasim Bahari

Orang Korea mungkin tidak tahu banyak tentang makanan Iran, tetapi dengan melihat gambar-gambar resep yang lucu seperti ini, ketertarikan mereka terhadap budaya dan hidangan khas Iran bisa meningkat.

Saya menjadi penasaran, apakah ada orang Korea yang dengan serius memperkenalkan budaya Korea kepada masyarakat Iran dalam bahasa Persia?  Bahasa Persia yang merupakan bahasa resmi Iran menggunakan huruf Arab, tapi bahasanya sangat berbeda dari bahasa Arab. Bahkan, bahasa Persia lebih mirip dengan bahasa Inggris, Jerman, atau Prancis. 

Orang Korea sering merasa bangga ketika orang lain tertarik pada bahasa dan budaya Korea, tetapi mereka sendiri tampaknya kurang tertarik pada budaya negara lain. Bukankah pertukaran budaya yang baik hanya terjadi jika kedua belah pihak memiliki minat yang setara?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun