Oleh: Muhammad Bahrudin*
Sebelumnya, Badan Standardisasi Nasional (BSN) melalui Komite Teknis 01-01, Perpustakaan dan kepustakaan telah mengadopsi ISO 11620:2014 dan ISO 2789:2013 menjadi SNI ISO 11620:2014 dan SNI ISO 2789:2013, pada tahun 2020. Kemudian pada awal 2021 ini, BSN kembali menetapkan SNI di bidang perpustakaan. Tak lain ialah SNI ISO 16439:2014, Informasi dan dokumentasi - Metode dan prosedur untuk menilai dampak perpustakaan. Sesuai judulnya, standar ini ditujukan sebagai pedoman dalam penilaian dampak perpustakaan, baik dampak pada individu, sosial, dan juga ekonomi.
Sejauh ini, perpustakaan telah berupaya mengukur kinerjanya melalui sumber daya yang tersedia di dalam layanan. Kemudian dari berbagai evaluasi, perpustakaan juga tidak sekedar mengukur efektivitas layanannya tetapi juga meluas ke arah pengukuran kepuasan pengguna. Aktivitas pengukuran kinerja yang menghasilkan hasil analisis data dan statistik tersebut selama ini dirasa cukup sebagai bahan laporan penyelenggaraan manajemen perpustakaan.
Namun demikian, data dan statistik yang tersedia selama ini masih belum dapat menjawab ketika muncul pertanyaan mendasar seperti “apa dampak perpustakaan bagi individu atau komunitas?”. Semestinya, hari ini baik itu pustakawan maupun akademisi di bidang perpustakaan dan informasi, utamanya di Indonesia, mulai mengembangkan cara-cara atau metode-metode yang dapat digunakan untuk mengukur dampak dari layanan perpustakaan.
Menurut Luki Wijayanti (2019), penilaian perpustakaan masih berorientasi pada diri sendiri (inward looking) di mana penilaian berdasar pada asupan (input), misal jumlah dana, jumlah staf, jumlah bahan perpustakaan, luas perpustakaan, jumlah danjenis fasilitas yang disediakan atau luaran (output) seperti jumlah pinjaman, jumlah kunjungan, unduhan, dan transaksi rujukan.
Sementara itu, jika ingin tetap memiliki eksistensi dan relevan dengan konteks zaman dan masyarakat, perpustakaan tentu perlu melihat keluar. Melihat bagaimana ia dapat berdampak bagi penggunanya, baik individu maupun komunitasnya.
Dampak Perpustakaan dan ISO 16439
Dampak perpustakaan, sifatnya tidak berwujud (intangible), tidak dapat diketahui secara langsung, sehingga perlu menggunakan metode yang tepat untuk melakukan penilaian atau pengukuran. Proses ini lebih kompleks daripada sekedar menghitung input dan output, serta membutuhkan waktu dan upaya yang lebih besar. Namun demikian, karena semakin besarnya tuntutan para pihak yang membutuhkan transparansi dan laporan yang lebih riil mengenai dampak perpustakaan, upaya ini tetap perlu dilakukan.
ISO 16439 mendefinisikan dampak perpustakaan sebagai pengaruh perpustakaan dan layanannya terhadap individu dan/atau komunitas. Lebih lanjut dalam ISO 16439 menyebutkan bahwa outcome (hasil) tidak sama dengan impact (dampak), tetapi lebih sebagai efek dari output yang terkait dengan tujuan dan sasaran perencanaan perpustakaan.
ISO 16439 merupakan metode penilaian dampak perpustakaan yang direkomendasikan dan komprehensif. Standar ini dikembangkan oleh badan standar internasional yaitu ISO (International Organization for Standardization) yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss. ISO 16439 dirumuskan oleh ISO/TC 46/SC 8, Quality – Statistics and performance evaluation terutama melalui Working Group 10, Methods and procedures for assessing the impact of libraries, yang melibatkan 17 ahli dari 13 negara.
Standar ini telah diinisiasi sejak tahun 2010 dan setelah melalui proses panjang yang akhirnya ditetapkan menjadi standar pada tahun 2014. ISO 16439 dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dunia perpustakaan terkait metode yang efektif untuk menilai dampak perpustakaan. Saat ini, ISO 16439:2014 merupakan versi termutakhir standar penilaian dampak perpustakaan. Berdasarkan informasi di website https://www.iso.org/ standar ini telah dikaji ulang (review) dan dikonfirmasi pemberlakuannya pada Oktober 2019.
ISO 16439 memberikan standardisasi istilah dan definisi untuk penilaian dampak perpustakaan. Di dalamnya, banyak muncul terminologi yang terkait bagaimana perpustakaan menilai dampak bagi penggunanya. Selain penilaian dampak, dokumen ini juga menyediakan pedoman bagi perpustakaan untuk menentukan nilai (value) manfaat perpustakaan. Dengan proses panjang dalam pengembangannya, standar ini telah menyelaraskan berbagai metode penilaian dampak yang telah teruji dan terbukti memberikan hasil yang bermakna.