Mohon tunggu...
Ari Ambarwati
Ari Ambarwati Mohon Tunggu... -

Pengajar, peneliti dan peminat sastra anak, suka blusukan ke pasar tradisional, penikmat kuliner dan wastra tradisional Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Di Bawah Hujan........

17 April 2010   00:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:45 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kecil dulu berbagai versi hujan pernah kudengar. Pernah seorang kawanku bilang, hujan pertanda malaikat juga bidadari tengah menangis. Sementara kilat yang datang silih berganti dengan petir yang susul menyusul adalah cambuk Allah pada para penghuni neraka. Kini aku tahu, hujan bukan semata proses alam dan kesejatian. Hujan adalah catatan berseminya sebuah harapan akan datangnya musim panas yang lebih hangat........
Selalu menyenangkan menatap semua yang ada di bawah rintik hujan. Anak-anak rela menukar bajunya dengan bertelanjang dada menari bersama hujan. Kata mbak Ary Aja, whips...gibics...gibics...ajaib sekali kata-kata ini mbak.....terkekeh, tergelak adakah yang lebih riuh dari keriangan di bawah hujan.....
Sementara bocah-bocah menyambut hujan dengan riuh, orang dewasa sibuk mengeluh, tak henti bertanya mengapa hujan tak juga surut. Membuat langkah kaki tak bisa laju memburu apa saja yang pantas diburu........
Padahal jika saja mereka tahu, di bawah hujan, semua langkah akan menjadi ringan, seluruh beban akan terlepas terurai dalam siraman hujan...bukankah yang kering memang harus dibasahkan di bawah rintik hujan...kembangkan senyummu...sambutlah hujan, sebab ia datang dengan pengharapan, musim panas yang datang bakal lebih hangat dan menenangkan..............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun