Mohon tunggu...
Ambar Sari
Ambar Sari Mohon Tunggu... -

hobby saya selpie (?)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyontek, Awal Korupsi?

17 Februari 2015   23:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:01 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak mahasiswa yang melakukan aksi demo akan perbuatan pejabat pejabat akan tindak pidana korupsi dari kelas bawah hingga kelas kakap. Pengorbanan malah mahasiswa-mahasiswa yang demo itu, bagaimana tidak, mereka tentu bolos kuliah, menyiapkan materi, menyiapkan massa, strategi, ijin sana sini, melawan orang tua yang tidak melarang mereka melakukan demo. Tak jarang dari mereka pun rela jiwa raga untuk demo tersebut.
Sangat kesal memang lah dengan perbuatan keji, bagaimana tidak uang pajak yang kami bayar, uang pemerintah yang harusnya turun kepada kami ini malah digunakan seenaknya oleh para tikus-tikus itu. Memang budaya korupsi telah merajalela, bukan hanya di kalangan para pejabat atau yang tengah mendudukuki kursi empuk di atas sana. Mahasiswa yang menyuarakan anti korupsi blablabla juga tengah belajar apa itu korupsi secara diam-diam.
Tapi, apakah anda tahu para mahasiswa kalau sekitar kita sedang mempelajari cara bagaimana melakukan korupsi itu? Mencontek? Yapsss betul, mencontek! Mencontek dan korupsi tidak jauh beda nilainya. Sama-sama meninginkan hasil yang besar dan sempurna dalam waktu yang cepat tanpa mau melakukan tenaga usaha apapun. Banyaklah mahasiswa jaman sekarang yang bolos kuliah, tak pernah memperhatikan pelajaran, mencatat materi kuliah dan alhasil saat ujian pun tak tahu harus menulis apa. “Ssstttttt heh woy soal no 1 ama 2 apa jawabannya?”, “nomoer satu heh?”, “nomer tiga tu apasih maksudnya?”, “buset materi apaan ini? Perasaan gapernah dibahas” Werrr….kertas dilempar, tulisan kecil-kecil dimeja atau di kertas ujian yg ditulis kecil-kecil dan njlimet pun tak terkalahkan. Itu salah sedikit dari aksi mahasiswa yang perlahan melakukan korupsi, masih ada lagi yang menulis tulisan kecil di dinding, ditanganlah, di tisulah, dan masih banyak lagi.
Mencontek menjadi hal umum yang dilakukan oleh para mahasiswa, jika ketahuan menjadi pelajaran dan akan melakukan hal yang sama dengan belajar dari kesalahan sebelumnya. Karena tidak ada norma yang mengatur secara tegas akan mencontek sehingga banyak para mahasiswa yang nekad untuk melakukannya. Jika ketahuan paling hanya di tegur, di ambil contekannya ataupun jadi bahan olokan dikelas pada saat itu, taka da hukuman yang setimpal bagi mahasiswa yang melakukan ini.
Memang mencontek bisa memberikan kita nilai yang tinggi, namun apa hanya nilai yang tinggi yang ingin kita dapatkan? Asal kalian tahu bahwa mencontek malah akan membunuh kita sendiri, dengan mencontek kita tentu tidak dapat mendapatkan ilmu itu secara murni, dan kita pun menjadi malas-malasan saat kuliah karena yang kita pikirkan hanya hasil akhir yang nanti kita peroleh baik dengan hasil kita mencontek. Akhirnya, aksi menyontek itu terbawa saat mahasiswa dewasa. Saat dewasa, ia punya jabatan di pemerintah, di politik, dan di BUMN. Akhirnya, yang bersangkutan suka berhobong, menipu atau mengakali anggaran untuk cari tambahan penghasilan.
Dengan ini berarti kita adalah masa depan Indonesia, jika ingin memberantas korupsi itu maka mari kita mulai dari kita sendiri. Belajarlah yang giat jika menginginkan nilai bagus. Tanamlah emas jika menginginkan intan berlian.
Hidup mahasiswa! Hidup mahasiswa Indonesia!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun