Judul yang benar : 'BUKAN PENYANDANG CACAT" Sejujurnya, tulisanku ini tidak dalam rangka membela diri terhadap perlakuan diskriminatif terhadap "kaumku". Sungguh, tidak!!! Aku hanya ingin berbagi rasa. Saya ngeri mendengar kata "penyandang cacat". Mengapa? Karena semua ciptaan Tuhan adalah baik. Di hadapanNya semuanya sempurna. Kata 'cacat' berkonotasi tidak baik. Pertanyaannya : "Siapa yang telah menyandangkan kata"cacat" pada ciptaanNya?" Kata "cacat " bukan Tuhan yang memberi. Dalam frase "penyandang cacat" terkandung perlakuan diskriminatif terhadap sekelompok ciptaan Tuhan yang memiliki kemampuan berbeda dengan kelompok ciptaan Tuhan yang lain. Marilah kita semua membuka jendela mata fisis dan batin kita, sehingga kita akan melihat perspektif baru : perspektif difabilitas. Kita akan memiliki cara pandang yang sama terhadap keberbedaan kemampuan para kaum insani. Difabilitas, suatu saat harus masuk menjadi lema dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sebagai turunan kata "difabel". Yaahhh..., karena saat ini masih sulit untuk mencarinya dalam KBBI, untuk sementara (atau seterusnya) tak apalah kita mengadopsinya dari bahasa Inggris : "different-ability" - "different-able" dengan terjemahan bebas "berbeda kemampuan", kemudian menjadi "diffable" lalu kita nasionalisasi menjadi "difabel".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H