Sebuah pernyataan dilontarkan Ketua Komisi I DPRD Kota Bukit Tinggi (Muhammad Nur Idris) dalam kunjungannya di Bantaeng. "Kita studi ajar di Bantaeng bersama pak Sekda bukannya studi banding. Kalau ketemu DPRD berarti studi banding namanya. Artinya kita saling membanding-bandingkan masing-masing daerah kita. Tapi karena ketemu Sekda harusnya kita sebut studi ajar. Dan Bantaeng ini sangat luar biasa untuk dibanding-bandingkan."
Hal tersebut diungkapkan saat penerimaan bersama rombongan yang berjumlah 10 orang di Ruang Rapat Sekda Kabupaten Bantaeng (12/07). Turut serta antara lain Ketua DPRD Kota Bukit Tinggi (Beny Yusrial). Rombongan ini diterima Sekretaris Daerah Kabupaten Bantaeng (Abdul Wahab) didampingi Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Bantaeng (Saeruddin). Dan juga hadir beberapa pejabat instansi terkait daerah ini yang menjadi fokus Kunjungan Kerja DPRD Kota Bukit Tinggi, Provinsi Sumatera Barat.
"Kami kesini dalam rangka mendalami mekanisme hibah Pemerintah Kabupaten Bantaeng. Pemkot Bukit Tinggi selalu menyediakan dana hibah baik ke Parpol maupun masyarakat. Tentunya kami ingin mengetahui bagaimana di Bantaeng ini merumuskan hibah. Termasuk pencairannya dan peruntukannya." tambah Muhammad Nur Idris.
Dirinya sangat ingin bertemu Bupati Bantaeng (Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr) yang dianggapnya sebagai Bupati paling fenomenal di Indonesia. Meskipun bukan saat ini. Namun menurutnya jika ditakdirkan, nanti harus bisa dipertemukan saat Nurdin Abdullah menduduki kursi kepemimpinan sebagai Gubernur Sulawesi Selatan.
Menyikapi kunjungan rombongan tersebut, Sekda Bantaeng menyampaikan jika Kabupaten Bantaeng belum sempurna dan masih harus sharing bersama-sama dengan daerah lain. "Tiap tahun anggaran hibah kita bertambah karena Pak Bupati mau hibah kita ini dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk rumah ibadah, pendidikan dan organisasi-organisasi lain di daerah ini. Adapun penerima hibah benar-benar diverifikasi untuk menghindari fiktif dan penyalahgunaan lainnya."
Setelah penerimaan, rombongan diajak meninjau beberapa sarana dan prasarana seperti BSB (Brigade Siaga Bencana) Kabupaten Bantaeng. Adanya BSB amat penting bagi rombongan untuk dipelajari. Paling tidak kiat-kiat terbangunnya BSB dapat diterapkan di Kota Bukit Tinggi. Betapa tidak, daerah tersebut punya keinginan besar membangun dan memiliki RSUD sendiri. Namun hingga kini RSUD yang ada milik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi. (AMBAE)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H