Bupati Bantaeng (Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr) jadi narasumber program acara Economic Challenges pada stasiun televisi nasional Metro TV, Selasa malam (04/07). Tiga narasumber lainnya yakni Mardani H. Maming, SH (Bupati Tanah Bumbu) selaku Ketua Umum APKASI, Ir. Hariyadi B. Sukamdani, MM (Ketua Umum APINDO) dan Drs. Syarifuddin, MM (Plt. Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri).
Tampil LIVE di acara berdurasi sekitar 60 menit dengan tema "Membidik Potensi Daerah". Salah satu hal menarik dibahas, terkait Pameran APKASI bertajuk APKASI OTONOMI EXPO 2017. Kegiatan tersebut bakal digelar 19-21 Juli 2017 yang mana untuk tahun ini merupakan gelaran ke-13.
Merupakan brand baru dari kegiatan tahunan yang digelar oleh Apkasi (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) yang sebelumnya bernama Apkasi International Trade and Investment Summit (AITIS). Dengan brand baru ini, spirit keberhasilan pembangunan di daerah-daerah kembali dikedepankan sebagai sebuah prestasi yang membanggakan (dikutip dari apkasiexpo dot com).
Mardani mengungkapkan jika APKASI menyiapkan 300 stand dan hampir 200 kabupaten akan ikut ambil bagian didalamnya. "Di APKASI ini salah satu yang kita perhatikan malah UMKM. UKM-UKM inilah yang perlu diperlihatkan kepada Pemerintah. Kenapa kita lakukan Pameran APKASI ini karena kita mau UKM-nya kita nanti, misalnya dari Kalimantan, dari Sulawesi mengemas barangnya. Itu bisa mengambil yang paling baik mencontoh dari Jawa misalnya."
Pameran APKASI harusnya menjadi sarana belajar bagi UKM dan seluruh produsen di Indonesia. APKASI bakal memfasilitasi Pemerintah, Pelaku Usaha dan Investor untuk bisa bersinergi satu sama lain. Nantinya mereka bisa berinteraksi dan bernegosiasi sendiri.
Dicontohkan Mardani bagaimana komoditi kopi yang kita miliki justru dipasarkan negara lain hanya dengan melabeli ulang produk Indonesia. Sementara kita hanya bisa menikmati kopi, mereka meraup keuntungan besar. "Ada kejadian lucu waktu kita mengirim anggota APKASI ke Turki. Waktu itu kita disuguhi kopi. Dimana kopi itu, salah satu Bupati pas merasakan kopi itu. Dia tahu bahwa kopi itu dari kabupaten dia. Tapi setelah ditelisik-telisik kemasannya bukan dari kabupaten dia lagi tapi dari negara Singapura."
Menurutnya, itulah salah satu kecolongan yang dialami Indonesia. Harusnya Indonesia bisa mengirim kopi langsung ke Turki tanpa melewati Singapura terlebih dahulu. Patut dipertimbangkan dengan matang agar produk yang dikirim telah dikemas dengan baik. Hal ini untuk mengantisipasi klaim yang dapat dilakukan negara lain atas produk milik Indonesia.
Hal senada sebelumnya diungkapkan Nurdin Abdullah yang juga menjabat sebagai Sekjen APKASI. "Kita ini penghasil kopi, Indonesia. Kenapa kita tidak mencoba untuk bumimkan kopi Indonesia dengan berbagai jenis. Seperti misalnya Kopi Toraja. Ada di Sumatera, ada di Bali dan ada dimana-mana, semua kopi. Bagaimana kita sinergikan antara produsen dengan pasar."
"Mudah-mudahan kita harapkan sesuai keinginan Bapak Presiden, jadi setiap EXPO itu ada transaksi. Dan mudah-mudahan juga selesai EXPO bukan sampai berhenti disitu. Tetapi jalinan kerja sama ini berlanjut terus. tambah Sekjen APKASI.
Pameran APKASI ini dijadwalkan dibuka Presiden Republik Indonesia (Ir. H. Joko Widodo). Bakal dihadiri sebanyak 19 negara. Dan rencananya berlangsung di Jakarta Conbvention Centre (JCC) Senayan. (AMBAE)
Photo dan Video, Credit by. Metro TV dan AMBAE.