Bantaeng. Tiada lebih menyedihkan ketika kita ditinggal pergi sang kekasih. Sungguh kisah mengharukan apalagi jika si dia adalah sang kekasih hati.
Dapat dibayangkan, terlebih bagi mereka yang sudah mengalaminya. Sedetik berlalu pasca kekasih dipanggil sang Khalik, air mata sulit tertahankan.
Sebuah kisah dialami kekasih Ani, sebut saja namanya S. Dini hari ini, Sabtu 1 Juni 2019 bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila, Ani harus pulang menghadap ke haribaan Tuhan Yang Maha Esa.
Terpukul rasanya S harua ditinggal pergi untuk selamanya. Tetesan air matanya yang menerpa batang hidungnya menjadi penanda hatinya sedang bersedih.
Seketika itu pula S membayangkan segala kebersamaan dengan kekasihnya Ani. Dalam durasi puluhan tahun keduanya bersama, bersatu padu sebagai dua makhluk Tuhan yang saling mencinta dan mengasihi.
Kesetiaan keduanya bukan acungan jempol, kemana-mana selalu bersama saling bergandengan. Saking setianya, Ani selama hidupnya selalu menyiapkan waktu meski dalam situasi sempit sekalipun demi mendampingi sang kekasih S.
Demikian pula S di kesempatan lain mendampingi Ani mengikuti serangkaian kegiatan kekasihnya. Seolah tak bisa lepas satu sama lain.
Namun lagi-lagi Ani harus pulang. Berbeda tentunya jika kepulangannya itu hanya sementara denga jarak tak jauh.
Kesedihan dan kerinduan dapat terobati kembali keesokan harinya ataupun lewat komunikasi telepon. Sungguh mengiris dan menyayat hati S harus kehilangan Ani gang dicintainya.
Tak hanya dia, segenap masyarakat Indonesia pun merasa kehilangan dengan sosok perempuan yang supel itu. Dia tokoh yang terkenal di negeri ini, selalu dirindu kehadirannya menyapa masyarakat.
Di sebuah daerah yakni Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan di hari yang sama sekitar pukul 09:00 sampai pukul 12:00 Wita turunlah hujan begitu deras mengguyur. Saking derasnya, jarak pandang hanya berkisar 3-5 meter.