Makassar, Rabu (26/12). Bersama pengurus dan kader PKK, Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Provinsi Sulawesi Selatan (SulSel), Hj Liestiaty F Nurdin mendatangi Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) SulSel yang berada di Jalan Lanto Daeng Pasewang Nomor 34 Maricaya, Kecamatan Makassar, Kota Makassar.
Kedatangan dia disambut para dokter, petugas medis dan aparatur rumah sakit tersebut. Tampak di tengah mereka Plt Direktur RSKD Dadi, Arman Bausat. Selain itu turut menyertai kunjungan tersebut Ketua Persit Kartika Chandra Kirana PD XIV/Hasanuddin, Endang Surawahadi dan Ketua Pimpinan Daerah (PD) Bhayangkari Polda SulSel, Anna Umar Saptono.
Kunjungan pada Rabu menjekang siang, 26 Desember 2018 itu merupakan bagian dari peringatan Hari Ibu Nasional ke-90 yang puncaknya akan dilaksanakan Kamis besok (27/12) di Ruang Pola Kantor Gubernur SulSel.
Ketua PKK mendatangi ruang-ruang perawatan pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Dimana membagikan hadiah dalam bentuk paket gembira.
Pasien ODGJ tentu saja memperlihatkan kegembiraannya menerima paket dimaksud. Bahkan puluhan dari kalangan perempuan menyiapkan persembahan bagi Isteri Gubernur SulSel itu berupa lagu berjudul Ibu.
Dengan lantang dan gembira mereka melantunkan syair layaknya paduan suara. Satu diantaranya membacakan puisi, sementara satu orang lagi bertindak sebagai dirigen.
Liestiaty F Nurdin mengaku jika dirinya lebih gembira lagi karena dapat berbagi semangat kepada para pasien yang diketahui mengalami gangguan jiwa.
"Kita berharap agar saudara-saudara kita ini dapat kembali hidup normal dan berbaur seperti sedia kala di tengah masyarakat", harapnya.
Harapan lainnya kata Ketua PKK SulSel agar keluarga pasien tidak lepas tangan dengan keluarganya yang sedang dirawat di RSKD Dadi. Semangat dan perhatian keluarga bisa jadi mampu menjadi obat alternatif disamping perawatan secara medis.
Sedangkan Arman Bausat dalam pernyataannya menerangkan bahwa terkadang ada pasien yang sudah seharusnya keluar dari rumah sakit tersebut masih saja menghuni dalam waktu lebih lama. Pasalnya keluarganya tidak peduli lagi dengan kondisinya.
"Banyak kasus terjadi keluarga pasien merasa malu dengan mereka yang ada disini. Dampaknya pasien jadi tidak dipedulikan keluarganya", jelas dia.