Mohon tunggu...
Ambae.exe
Ambae.exe Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Computer Application, Maintenance and Supplies

Selanjutnya

Tutup

Music

Kampung Budaya Komplen Diskusikan Tunrung Tallua

3 Desember 2018   08:17 Diperbarui: 3 Desember 2018   08:20 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wabup Bantaeng membuka kegiatan sekaligus menyampaikan sambutannya (02/12/2018) dok pribadi.

Bantaeng, Senin (03/12). Wakil Bupati Bantaeng, H Sahabuddin menghadiri Diskusi Kampung Budaya Part II yang digelar oleh Sanggar Seni KOMPLEN (Komunitas Pakampong Tulen) di Jalan Lingkar, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Bantaeng pada Minggu sore, 2 Desember 2018.

Kehadirannya disambut hangat Pimpinan KOMPLEN, Baharuddin bersama seluruh pegiat seni dan budaya yang hadir. Dimana kegiatan ini dihadiri ratusan pegiat seni baik dari Kabupaten Bantaeng maupun dari Takalar, Gowa, Jeneponto dan Makassar.

Bahkan beberapa organisasi pemerhati juga hadir diantaranya pemerhati anak dan perempuan, pegiat literasi, pegiat IT serta pemerhati pariwisata. Tampak diantaranya Kadis Pariwisata, H Subhan yang dikenal punya perhatian dan kepedulian mendalam akan seni dan budaya di daerah berjuluk Butta Toa (Tanah Tua) ini.

Dikatakan H Sahabuddin yang mewakili Bupati Bantaeng jika dirinya sangat kagum dan bersyukur dengan kegiatan yang dihelat KOMPLEN. Pasalnya modernisasi terus mengikis rasa kecintaan anak bangsa terhadap seni dan budaya.

"Saya sering mendengar Tunrung Tallua tapi cuma namanya. Makna sesungguhnya seperti apa, mungkin sering terlalaikan untuk digali", tuturnya.

Dia berharap jangan lagi meminjam budaya orang lain untuk ditampilkan pada peringatan Hari Jadi Bantaeng tapi tumbuh dari dalam dengan menghadirkan budaya lokal.

Selain itu, kepada pegiat seni mengajak untuk memanfaatkan Balla Lompoa sebagai pusat seni dan budaya. Menurutnya budaya dan agama harus sejalan dan saling mendukung sepanjang didalamnya tidak ada nilai kesyirikan.

"Antara budaya, seni dan agama kita itu satu kesatuan tak terpisahkan. Agama melahirkan budaya dan budaya menjadi syiar dalam agama kalau selalu kita gali dan kembangkan seperti yang kita lakukan hari ini", ujarnya.

Diskusi mengangkat tema "Tunrung Tallua" yang dikemas dalam bentuk penyajian dan prespektif sakralisasi. Tampil sebagai pembicara yakni Andi Nurbaeti selaku Pemerhati Budaya, Sulhan Yusuf selaku CEO Boetta Ilmoe dan Irsandi Idrus sebagai Seniman dan Musisi.

Diskusi mengalir hingga sesi tanya jawab. Satu diantaranya dari seorang anak bernama Shelby yang juga adalah Anggota Forum Anak Butta Toa (FABT). Disampaikan rasa penasarannya terkait Tunrung Tallua untuk dapat disosialisasikan lebih luas kepada seluruh masyarakat khususnya anak yang akan menyampaikan sejarah ini pada generasi berikutnya.

"Mungkin 9 dari 10 anak bantaeng tidak tahu apa itu Tunrung Tallua. Jika generasi saat ini saja tidak memahami hal itu, bagaimana dengan generasi berikutnya...?", pungkasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun