Bantaeng, Kamis (24/05/2018). Pihak Madrasah Aliyah Muhammadiyah Panaikang manfaatkan cara berbeda dalam gelaran Ujian Semester Genap tahun 2017/2018. Cara yang cenderung berbeda ditempuh dibanding sekolah lainnya, khususnya di Kabupaten Bantaeng. Dimana siswa mengikuti ujian perangkat seluler berbasis OS Android sejak 17 Mei sampai 23 Mei 2018.
Ide ini muncul di kalangan guru-guru sekolah bersangkutan melihat fenomena sehari-hari. Kehadiran gadget seluler seakan menjadi kebutuhan dasar di sisi para siswa. Tentu saja dampak negatif tidak terlepas dari ponsel. Namun dampak positifnya dapat lebih besar bilamana dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk hal-hal baik yang ditujukan terhadap pengembangan pendidikan.
Pada akhirnya dampak positif dirasakan guru-guru dan siswa/siswi MA Muhammadiyah Panaikang. Siswa/siswi tinggal menyentuh atau memencet layar ponselnya untuk memilih jawaban yang dianggapnya benar. Dibanding cara konvensional tidak perlu lagi menguras tenaga untuk menjawab soal-soal UAS. Bahkan tidak menjadikan lembar jawaban semakin kotor jika terdapat jawaban keliru dan butuh perbaikan pilihan jawaban.
Menurut Kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah Panaikang, St Nurbaya, hampir seluruh peserta didik saat ini memiliki Handphone Android. Sedangkan komputer/laptop tidak semua peserta didik memilikinya. Akibatnya pihak sekolah harus menyediakan untuk digunakan saat ujian. "Tidak hanya sampai di UAS. MA Muhammadiyah Panaikang berencana memanfaatkan ponsel android dalam proses pembelajaran mulai Tahun Ajaran 2018/2019." ujarnya.
Selain membantu siswa dalam menjawab soal, juga membantu para guru dalam proses pemeriksaan jawaban. "Nilai yang diperoleh peserta didik akan langsung tampil di layar. Jadi guru tidak perlu repot-repot lagi memeriksa pekerjaan peserta didiknya secara manual." tambahnya.
Menyinggung dampak negatif yang bisa ditimbulkan ponsel, Nurbaya mengungkapkan agar orang tua harus selektif mengawasi anaknya. Begitu pula selama berada di sekolah, keterlibatan guru dan tenaga pendidik amat penting. "Tetap harus dikontrol dan dibatasi, tidak hanya disekolah tapi juga dirumah. Penggunaan gadget sekiranya bisa digunakan hanya untuk kepentingan positif saja, diluar itu mereka perlu pengawasan." tutupnya. (AMBAE)
salam #AMBAE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H