Mohon tunggu...
Ambae.exe
Ambae.exe Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Computer Application, Maintenance and Supplies

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Satu Desa di Bantaeng Bikin Festival Sebelum Ramadan, Ini Alasannya

8 Mei 2018   15:59 Diperbarui: 8 Mei 2018   18:50 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembukaan Festival Anak Sholeh di Kantor Desa Lumpangang (02/05/18). (Dok. Pribadi)

Bantaeng, Selasa (08/05/2018). Desa Lumpangang, salah satu dari 46 Desa di Kabupaten Bantaeng sekaligus satu dari 10 desa di Kecamatan Pa'jukukang. Di wilayah ini digelar kegiatan bernuansa Islami awal Mei 2018 meski bulan suci Ramadhan belum tiba. Tepatnya Rabu (02/05/2018) dan dipusatkan di kantor desa, kegiatan ini dibuka resmi Camat Pa'jukukang, Jamaluddin.

Tampak hadir pula Kepala Desa Lumpangang Muhammad Harum bersama para Kepala dusun, Ketua LPM dan Aktivis PATBM dan konselor Puspaga Butta Toa, Ahriani. Dalam wawancara AMBAE bersama konselor Puspaga menyebutkan jika kegiatan dimaksud dilaksanakan Taruna Desa Lumpangang yang dikerja samakan dengan Forum Anak Desa Lumpangang, PATBM Desa Lumpangang dan Puspaga Butta Toa Kabupaten Bantaeng.

Sementara Jamaluddin dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini tak hanya ajang lomba semata. Namun menjadi wadah mengantisipasi anak-anak agar terhindar hal-hal negatif. "Kegiatan ini sebagai motivasi bagi anak-anak kita agar selalu memegang teguh tali agama. Membentengi diri dengan keimanan dan mempererat Ukhuwah Islamiah antar remaja dan juga anak."

Mengusung tema "Kembangkan Kreatifitas Semangat Religi dan Solidaritas Dalam Membumikan Islam", kegiatan bertajuk Festival Anak Sholeh ini diikuti sekitar 50 orang dari 6 TPA di Desa Lumpangang. Adapun jenis lombanya yakni ceramah, hafalan surah-surah pendek, adzan, do'a-do'a harian, barzanji dan fashion show.

Di akhir kegiatan dan menjadi kunci rangkaian festival, panitia suguhkan pemutaran film berjudul "Kisah Si Geni & Aksa". Kartun debutan Badan PBB untuk Anak-Anak (UNICEF) tersebut mengisahkan cara termudah bagi siapapun dalam memberi pengertian terkait anggota tubuh mana yang boleh dan tidak boleh dijamah orang lain. Anak-anak dapat mengerti dan memahami bahwa tidak sembarang orang bisa melakukan hal itu pada dirinya. Menonton film tersebut, anak dapat tahu apa yang harus dilakukan saat diincar pelaku pencabulan. (AMBAE)

salam #AMBAE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun