Sejumlah pelajar/mahasiswa dari berbagai negara di dunia sambangi Kabupaten Bantaeng sejak Rabu hingga Sabtu, 9-12 Agustus 2017. Mereka tergabung dalam organisasi kepemudaan terbesar di dunia, AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales). Berdiri 1948, saat ini AIESEC telah menjadi sebuah organisasi mahasiswa internasional terbesar di dunia yang beroperasi di lebih dari 100 negara.
Dimana fokus pada pengembangan kepemimpinan, pengalaman kepemimpinan, hingga partisipasi di Global Learning Environment. AIESEC yang bermarkas di Rotterdam, Belanda mengedepankan 3 program utama, global leader, global volunter dan global talent. Dijelaskan Mohamad Zul Khairan. M dari UNHAS Makassar bahwa AIESEC memilih Bantaeng dari hasil searching dan melihat Bantaeng lebih berpotensi dikembangkan. "AIESEC pilih Bantaeng dengan harapan bisa mengembangkan minta pelajar terhadap Bahasa Inggris. Teman-teman dari luar Indonesia ini juga suka dengan daerah pantai. Dan Bantaeng kita tahu cuaca lumayan dingin, beda dibanding Makassar."
Rombongan berjumlah 24 orang berasal dari 10 negara berbeda. 18 orang diantaranya dari luar Indonesia antara lain Spanyol, Portugal, Republik Ceko, China, Vietnam, Taiwan, Korea, Pakistan dan India. Selebihnya mahasiswa gabungan dari UNHAS, UNM, UNIVA dan UMI Makassar yang menamakan diri AIESEC IN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR.
Selain itu turut serta Ketua Forum Anak Sulawesi Selatan/FABT (Muhammad Adwi Haska). Dirinya membenarkan jika AIESEC langsung memilih Bantaeng. "Kami dari FASS mendampingi selama kunjungan. Dan sekaligus memfasilitasi untuk bisa berinteraksi dengan Forum Anak Butta Toa (FABT)."
Hari pertama dan kedua di Bantaeng, AIESEC kunjungi SMA Negeri 1 Bantaeng, SMA Negeri 2 Bantaeng, SMP Negeri 1 Bantaeng dan SMP Negeri 2 Bantaeng. "Alhamdulillah kami melihat antusias teman-teman sangat tinggi. Disamping menjadi hal baru karena mereka ini bule. Dialog dengan Bahasa Inggris juga amat interaktif. Kita berharap minat pelajar terus meningkat menggunakan Bahasa Inggris." ungkap Muh. Fadli Tamsir (Ketua FABT)
Sementara hari ketiga, AIESEC berbagi ilmu dan pengalaman bersama FABT di Gedung Sekrertariat Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng. Tak hanya itu, keduanya pun saling mengenalkan budaya masing-masing. Bahkan jalangkote jadi trending topik selama pertemuan itu. "Jalangkote lebih enak dibanding pizza di negara saya." tutur Claudia, dari Barcelona, Spanyol. (AMBAE)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H