Mohon tunggu...
Ambae.exe
Ambae.exe Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Computer Application, Maintenance and Supplies

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menristek Dikti: Bantaeng Hebat Berkat Triple Helix

6 Agustus 2017   02:06 Diperbarui: 6 Agustus 2017   02:08 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bupati Bantaeng (kiri) jelaskan produk cokelat Bantaeng di hadapan Menristek Dikti (tengah) yang berkunjung bersama Kepala BPPT dalam rangka Hakteknas ke-22 di Bantaeng (05/08).

Konsep Triple Helix merupakan gagasan yang menggabungkan kekuatan 3 komponen utama yakni Pemerintah, Akademisi dan Praktisi. Praktisi atau pelaku bisnis hadir memberi manfaat bagi masyarakat melalui perekonomian yang menguntungkan. Sedangkan Akademisi berperan memberikan ide atas ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk mewujudkan inovasi. Lalu Pemerintah menjadi penyeimbang dari kedua komponen agar terjalin hubungan bersinergi. Tentunya Pemerintah yang lebih menonjol mengatur keserasian dengan menyusun, menetapkan dan menerapkan regulasi.

Konsep ini menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Prof. Drs. H. Muhammad Nasir, M.Si, Akt, Ph.D, CA) berhasil dijalankan Pemerintah Kabupaten Bantaeng. "Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Bantaeng membangun Technopark membuat Bantaeng hebat berkat triple helix yaitu Akademisi, Praktisi dan Pemerintah. Semoga Technopark Bantaeng menjadi contoh bagi technopark lain di Indonesia. Dan saya bangga ketika Prof. Nurdin Abdullah menyampaikan sudah ada Perda yang mengaturnya." tuturnya.

Salah seorang Menteri Kabinet Kerja yang menyelesaikan pendidikan sebagai Doktor (Ph.D. Akt) pada Universiti Sains Malaysia (USM), Penang, Malaysia ini melakukan Kunjungan Kerja ke Bantaeng bersama Anggota DPR-RI Komisi VII dari Fraksi PAN Dapil SulSel II (Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, MSc), Kepala BPPT (Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc), Wakil Rektor IPB Bidang Riset dan Kerja Sama (Prof. Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng), Rektor UNHAS (Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu M.A) dan Rektor UNM (Prof. DR. H. Husain Syam, M.TP).

Rombongan diterima secara resmi Bupati Bantaeng (Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr) di Rumah Jabatan Bupati Bantaeng, Sabtu pagi (05/08). Tampak hadir pula Direktur PT. Satoimo Sulawesi Sukses, Senior Manager BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sulawesi Maluku (H. Usman Rappe), Direktur Operasi PT. Barata Indonesia (Tony Budi Santoso), Direktur Jenderal Penguatan Inovasi (Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si), unsur Forkopimda Kabupaten Bantaeng dan para Kepala OPD Kabupaten Bantaeng.

Kemudian bersama-sama menuju Balai Kartini Bantaeng dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 tahun 2017 dengan tema Gelorakan Inovasi. Di tempat ini pula rombongan menyaksikan pameran produk melalui pembinaan dan pendampingan BPPT dengan dibangunnya Technopark Bantaeng. Selain itu Menristek Dikti melaunching Mesin Extruder yang dikerja samakan dengan PT. Barata Indonesia.

"Alhamdulillah BPPT hadir di Bantaeng sejak 2 Mei 2009. Kehadiran Menteri Ristek dan Dikti hari ini semoga memberi semangat bekerja lebih baik lagi agar segala rencana bersama BPPT bisa terselesaikan dengan cepat." harap Bupati Bantaeng.

Dirinya menjelaskan bahwa hasil kerja sama Pemkab dengan BPPT dan UNHAS mampu mengubah mindset petani khususnya petani cokelat. "Dengan pendampingan ini kita sudah mulai tinggalkan penggunaan pupuk kimia beralih menggunakan pupuk organik. Sehingga produksi cokelat meningkat tajam dari 250 Kg/Ha menjadi 3,3 ton/Ha. Tentunya bukan hanya jadi petani penghasil cokelat tapi juga sudah keliling kemana-mana menjadi instruktur." tambahnya.

Sementara itu Kepala BPPT mengungkapkan, "Pencanangan Technopark Bantaeng jauh sebelum technopark dicanangkan Indonesia. Dimana 9 dari 100 technopark di Indonesia, Bantaeng adalah salah satunya. Bantaeng dan Cimahi bisa dikatakan technopark sukses. Itu semua berkat kepemimpinan Prof. Nurdin Abdullah. Technopark Bantaeng dikerja samakan dengan melibatkan akademisi. Semua itu karena kerja sama yang baik dan dorongan yang kuat dari Pemerintah." (AMBAE)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun