Mohon tunggu...
Ambae.exe
Ambae.exe Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Computer Application, Maintenance and Supplies

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ini Harapan Kak Seto Buat APKASI di Forum Anak Nasional 2017

21 Juli 2017   04:52 Diperbarui: 21 Juli 2017   05:10 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kak Seto (kiri) dan Crew AMBAE (kanan) tunjukkan salam khas

Mencapai seribu anak dari seluruh wilayah Indonesia bertemu di Pekanbaru, Riau. Mereka berkumpul pada event "Pertemuan Forum Anak Nasional (FAN) 2017". Untuk peserta sendiri sekitar 748 orang. Duta Anak sebanyak 525 orang yang terpilih mewakili Kabupaten/Kota se-Indonesia. Dan pendamping sebanyak 68 orang ditambah LO (Liasion Organizer) 66 orang.

FAN 2017 dijadwalkan berlangsung hingga 22 Juli mendatang. Dan dijadwalkan berlanjut dengan Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2017. Dimana Presiden Republik Indonesia (Ir. H. Joko Widodo) akan hadir di Riau. Selain itu, Tim AMBAE juga dapat bocoran nantinya juga hadir Sekjen APKASI (Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr). Dirinya yang juga sebagai Bupati Bantaeng didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng (Ir. Hj. Liestiaty F. Nurdin, M.Fish).

Sementara Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Kak Seto) sudah berada di Riau. Pemilik nama lengkap Dr. Seto Mulyadi, S.Psi, M.Si hadir di FAN 2017 sebagai pembicara. Bagi anak-anak Kak Seto pencipta karakter Si Komo, "Macet lagi, macet lagi... Gara-gara si Komo lewat". Di tanya mengenai rencana kedatangan Sekjen APKASI, dirinya berharap APKASI dapat menjadi pelopor terbentuknya Satgas Perlindungan Anak di seluruh Indonesia.

"Jika Sekjen APKASI bisa hadir, Saya kira sangat bagus sekali karena bisa langsung disampaikan kepada para Bupati, para Walikota di kota-kota yang ada di Indonesia supaya diinstruksikan dengan RT/RW-nya dibentuk Satgas Perlindungan Anak. Negara ini memberdayakan masyarakat untuk peduli pada perlindungan anak. Kalau kita hanya menyerahkan pada polisi, saya kira polisi tidak mampu untuk menangani sendiri, harus dibantu oleh masyarakat." harap Kak Seto.

Menghentikan kekerasan anak harus dimulai dari lingkungan yang paling awal dan paling kecil yakni keluarga. Bicara mengenai perlindungan anak tentunya seluruh komponen masyarakat harus terlibat di dalamnya. Namun dibutuhkan Satgas yang fokus menangani bilamana terjadi kekerasan terhadap anak.

Kak Seto mencontohkan kalau ada kekerasan misalnya seorang Ayah memukuli putera-puterinya. Tindakan seperti ini, warga bisa menegur agar segera dilaporkan kepada Satgas. "Mungkin juga di sekolah, kalau ada guru yang melakukan kekerasan, kalau ada bullying itu Satgas Perlindungan Anak yang di sekolah itu cepat segera mengantisipasi. Kalau misalnya tidak segera dihentikan, dengan cepat juga bisa melapor ke Polsek, Polres yang paling terdekat." tambahnya. (AMBAE)

salam #AMBAE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun