Manajemen media di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu media korporasi dan media kelompok. Kedua media ini dipisah berdasarkan perbedaan kepemilikan, lingkup, dan pengembangan bisnis. Pada sebuah media korporasi, kepemilikan yang dipegang oleh perseorangan yang membuat media ini mengedepankan fungsi ekonomi. Media korporasi juga memiliki lingkup konten yang lebih luas tidak hanya lokal, namun nasional bahkan internasional. Hal inilah yang membuat media korporasi dapat berkembang besar.
Hal ini berbanding terbalik dengan media kelompok, dimana secara fungsi, media kelompok lebih mengedepankan fungsi sosial. Lingkup konten pada media kelompok lebih sempit, lebih dominan mencakup isu yang dekat dengan masyarakat. Aspek pengembangan bisnis media kelompok juga lebih sempit atau bahkan tidak melakukan pengembangan karena keterbatasan modal.
Media Kelompok di Indonesia
Indonesia memiliki berbagai media korporasi yang banyak dikenal masyarakat dan memiliki jaringan bisnis yang luas, bahkan di luar lingkup media. Lalu, apakah Indonesia memiliki media kelompok yang dikenal oleh banyak masyarakat? Pada dasarnya memang ada cukup banyak media kelompok dari berbagai output media, misalnya berita, radio, media sosial, dan lainnya. Salah satu media kelompok adalah Remotivi, yang banyak menghasilkan kritik tentang politik, efek media, kesehatan, sosial dan berbagai isu lainnya.
Remotivi merupakan sebuah media berbasis online, yang terbentuk pada tahun 2010. Sebagai sebuah media online, Remotivi tetap perlu memperhatikan beberapa aspek manajemen media. Manajemen media online merupakan cara mengelola media dan seluruh proses manajemennya dengan baik, mengikuti tahapan seperti yang dilakukan pada media konvensional sebelumnya (Kustiawan, dkk., 2022). Fungsi manajemen media online digunakan oleh Remotivi untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian hingga evaluasi (Hasibuan, 1997 dalam Kustiawan, dkk., 2022).
Remotivi Sebagai Media Kelompok
Remotivi memenuhi kriteria sebagai media kelompok di luar aspek kepemilikan, lingkup, dan pengembangan bisnis. Kriteria pertama terkait dengan struktur dimana struktur Remotivi lebih sederhana dibandingkan dengan media korporasi yang memiliki struktur lebih kompleks, di mana Remotivi hanya melibatkan 18 penggiat.Â
Selain itu, media kelompok biasanya melakukan konvergensi tidak secepat media korporasi. Hal ini terjadi pada Remotivi, salah satu pengaruhnya adalah sumber daya yang terbatas untuk melakukan investasi dalam berbagai bisnis. Kemudian, Remotivi lebih fokus pada kritik sosial sehingga lebih fokus pada distribusi konten dengan kualitas yang baik daripada kecepatan beradaptasi untuk pengembangan bisnis. Terakhir, Remotivi lebih menekankan konten kritis dan mendalam daripada sekadar mengikuti tren media massa. Ini membuat mereka lebih selektif dalam memilih bentuk-bentuk konvergensi, agar tetap sesuai dengan misi dan tujuan mereka.
Meskipun berdiri sebagai sebuah media kelompok yang tidak berdasarkan pada keuntungan komersial, namun Remotivi tetap memiliki manajemen media yang terarah. Berdasarkan dari beberapa berita yang diunggah oleh Remotivi, terlihat bahwa target audiens dari media kelompok ini diantaranya akademisi, penggiat media hingga masyarakat umum yang peka terhadap literasi media, konten media, dan kebijakan penyiaran.
Cara Remotivi dapat Bertahan
Sebagai media yang tidak berfokus pada pemasukan komersial, Remotivi bertahan dengan membuka sumbangan dana melalui kitabisa.com.Â
Remotivi memberikan beberapa alasan mereka melakukan penggalangan dana ini. "Kami melakukan penelitian, menerbitkan artikel, dan memproduksi video populer untuk menunjukkan masalahnya. Namun, kami tidak bisa bekerja sendirian. Kami ingin mengajak warga, sebagai pihak yang kami layani, untuk berpartisipasi mendukung dan memastikan keberlanjutan kerja-kerja kami di Indonesia." Ini merupakan kata-kata yang dikutip dari situs web Remotivi untuk mempresuasi masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam keberlanjutan produksi konten yang ada.