Mohon tunggu...
Amatun Nur
Amatun Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Gizi

Svastha Harena

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cegah Stunting di Kelurahan Baloi Permai, Mahasiswa PKL Gizi Universitas Negeri Semarang Lakukan Penyuluhan

16 September 2021   07:40 Diperbarui: 16 September 2021   07:46 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amatun Nur,mahasiswa PKL Gizi Universitas Negeri Semarang melakukan penyuluhan stunting kepada ibu balita/dokpri

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek sering kali diasumsikan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga banyak masyarakat yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal, genetika atau faktor keturunan merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah gizi yang sebenarnya bisa dicegah.

Salah satu fokus pemerintah dalam mencapai Indonesia Sehat adalah melalui pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, dengan kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Dengan demikian, prevalensi stunting pun dapat ditekan.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2018 sebanyak 36,8% atau sekitar 7 juta balita di Indonesia mengalami stunting. Adapun, prevalensi stunting di Kota Batam berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Batam pada Februari 2021 tercatat dari 53.7785 balita di Batam, 10% diantaranya atau sekitar 3.876 balita menderita stunting. Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaan Musyarawah Perencanaan Pembangunan Nasional RPJMN 2020-2024 menargetkan penurunan stunting menjadi 14% pada tahun 2024.

Berangkat dari latar belakang tersebut, Amatun Nur, mahasiswa S1 Gizi Universitas Negeri Semarang melalui kegiatan PKL Gizi Masyarakat menginisiasi kegiatan penyuluhan mengenai stunting kepada ibu balita di lingkungan Posyandu Cempaka Sari RT 03 RW 12 Kelurahan Baloi Permai, Kecamatan Batam Kota, Kota Batam. Kegiatan penyuluhan ini selain bertujuan untuk mendukung program penurunan angka stunting, juga bertujuan untuk menambah pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi balita terutama dalam 1000 HPK untuk mencegah terjadinya stunting.

Amatun Nur,mahasiswa PKL Gizi Universitas Negeri Semarang melakukan penyuluhan stunting kepada ibu balita/dokpri
Amatun Nur,mahasiswa PKL Gizi Universitas Negeri Semarang melakukan penyuluhan stunting kepada ibu balita/dokpri

Kegiatan penyuluhan stunting tersebut dilaksanakan pada hari Minggu (5/9) secara door to door kepada para ibu di lingkungan Posyandu Cempaka Sari. Metode door to door dipilih untuk menghindari kerumunan selama masa pandemi. Materi penyuluhan mencakup pengenalan mengenai stunting, faktor-fator multidimensi yang menjadi penyebab stunting, dampak jangka pendek dan jangka panjang yang diakibatkan oleh stunting, serta mengenai langkah-langkah pencegahan dan penanganan stunting.

Melalui kegiatan penyuluhan ini Amatun Nur berhadap dapat memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya ibu balita di lingkungan Kelurahan Baloi Permai. Ia juga berhadap kegiatan penyuluhan ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat agar lebih memperhatikan tumbuh kembang anak sehingga dapat mencegah dan menurunkan kasus stunting di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun