Berbahagialah orang-orang yang saat ini masih diizinkan untuk melewati hari-harinya bersama orang tua terkasih, saat ini masih melihat senyum yang selalu menghangatkan pagi, memberikan semangat lewat untaian do’a yang selalu menemani, menjadi tempat berbagi dikala sedih, dan kecewa menghampiri. Percayalah, detik-detik itu tak akan pernah bisa diganti dengan apapun didunia ini.
Well, berbicara telah dua insan yang paling berjasa didunia ini, ayah dan ibu, abah dan amak, atau apa pun panggilannya, kita tetap sepakat mengatakan bahwa bahasan mengenai orang tua akan selau menjadi topik yang sensitive bagi siapa saja. Semua anak di dunia ini tanpa terkecuali pasti menginginkan kebahagiaan untuk orang tuanya.
Tapi apakah hanya bahagia didunia saja? Pernahkah terlintas difikiran kita sebuah pertanyaan, bagaimana caranya supaya bahagia bersama orang yang terkasih didunia ini dapat berkekalan hingga akhirat nanti?
Setiap muslim tahu tujuan hidupnya. Tak hanya sebatas hidup, tua, lalu mati tanpa membawa bekal apa-apa. Cita-cita tertinggi seorang muslim adalah menggapai surga. Tetapi tahukah kita? Bahwasanya Allah subhanahu wata’ala dengan rahmat-Nya menyediakan pintu surga yang paling mudah dimasuki, pintu yang paling tengah yaitu berbakti kepada orang tua. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺍﻟْﻮَﺍﻟِﺪُ ﺃَﻭْﺳَﻂُ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻓَﺈِﻥْ ﺷِﺌْﺖَ ﻓَﺄَﺿِﻊْ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺒَﺎﺏَ ﺃَﻭِ ﺍﺣْﻔَﻈْﻪُ
“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya.” (Hadits Riwayat. Abu Darda’, Shohih).
Perintah berbakti kepada orang tua menempati urutan kedua setelah perintah bertauhid kepada Allah. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” [Qur’an Surah: Al-Israa’ : 23-24]
Termasuk berbakti kepada orang tua adalah mendakwahkan dan mengingatkan mereka akan akhirat, dakwah ajaran Islam yang benar kepada keduanya, dan mengajarkan indahnya ajaran Islam. Bukankah kita menginginkan pertemuan abadi di surganya Allah?
Jika jawabannya “iya”, maka kita harus siap dengan tujuan yang mulia ini. Ingat, jalan dakwah bukanlah jalan yang mudah, tapi ialah jalan yang penuh lika-liku, penuh onak dan duri yang siap melukai kapan saja. Apalagi dakwah kepada keluarga, khususnya orang tua. Banyak diluar sana para da’i yang berhasil mendakwahi beribu orang, tapi kenyataannya dia gagal mendakwahi keluarganya sendiri, orang tuanya sendiri.